Be-songo.or.id

Agus Mutohar: Tips Mendapat Beasiswa Luar Negeri

(Agus Mutohar/Narasumber Kejar Studi Ke Luar Negeri/Pascalib 2023)

Besongo-or.id – Bapak Agus Mutohar adalah penerima mahasiswa di Australia, sosok inspirator bagi anak muda sekarang. Beliau lulusan S1 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang pada tahun 2008. Beliau menjadi salah satu narasumber pada seminar dalam rangka Pasca Liburan (PASCALIB) 2023 di Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang yang berusungkan tema “Kejar Studi Ke Luar Negeri”. Selasa, (07/02/2023).

“Pada waktu itu rajin mendapatkan beasiswa itu masih sangat-sangat susah, Ada 10.000 yang daftar satu angkatan itu yang diterima hanya 30, dan alhamdulillah saya termasuk 30 itu,” ujarnya.

Ada kutipan dari Saint Augustine “The word is a book, and those who do not travel read only a page,” yaitu bahwa dunia ini ibarat buku, dan orang orang yang tidak hijrah (berpergian) itu seperti hanya melihat satu halaman buku saja.

“Biasanya orang-orang yang berkuliah di luar negeri itu mempunyai pemahaman yang lebih daripada orang-orang yang kuliah di sini (dalam negeri)”, tuturnya yang juga termasuk lulusan S3 Monash University, Australia.

Beliau juga mengatakan bahwa kita dilahirkan di dunia itu mempunyai misi dari Allah SWT yaitu untuk menjadi versi terbaik dari versi diri kita masing-masing. Salah satunya yaitu dengan bersekolah di luar negeri.

“Dunia ini seperti desa teman-teman, the world is like a global village yang di mana interaksi satu sama lain itu sangat gampang,” terang Pak Agus. Kita bisa mencari informasi beasiswa hanya dengan melalui website, seperti website milik AAS, LPDP, Chevening, Kemenag, Fulbright, dll.

Dan untuk mendaftar beasiswa kita juga perlu belajar membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Beberapa Dokumen yang dibutuhkan dalam mendaftar beasiswa yaitu mengisi form aplikasi meliputi curriculum vitae, surat rekomendasi, personal statement, rencana studi dan proposal riset.

“Saat ini beasiswa itu berterbaran seperti hujan, karena dikatakan sekarang ini bukan kita yang menunggu beasiswa tetapi beasiswa yang sedang menunggu kita,” tutur penerima penghargaan dari Islamic Schooling in Australia and Indonesia tersebut.

Beliau juga memberi tips tentang bagaimana cara mendapatkan beasiswa, antara lain IPK (Indeks Prestasi Komulatif) mahasiswa tidak boleh dibawah 3, belajar bahasa negara yang dituju, aktif kegiatan non akademik, rajin membaca informasi seputar beasiswa, mengikuti ajang kompetisi, dan membuat target yang jelas.

Belajar itu ada fase naik turunnya. Sudah ditemukan oleh James Nottingham di dalam bukunya learning pit, yang dikatakan learn itu belajar dan pit itu kubang. Ada kalanya orang jatuh ke dalam kubang. Tetapi hanya orang-orang yang bisa naik dari kubangan itu yang bisa berhasil (sukses).

Dalam closing statement-nya, beliau mengatakan, “Ilustrasikan mimpi teman-teman sedini mungkin, semakin cepat itu semakin baik, sekali lagi sekarang sekolah ke luar negeri itu bukan barang mahal dan bukan hanya milik orang-orang kaya.”

Oleh: Zida Haniatus Syifa (Santriwati Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang dan Mahasiswa UIN Walisongo Semarang)

Editor: A. Haris Sa’dullah