Penulis |
: |
Imam Taufiq | |
Penerbit |
: |
Bentang Pustaka | |
Code |
: |
978-602-7888-99-9 | |
Rencana Terbit |
: |
17 Maret 2016 | |
Jenis Cover |
: |
Soft Cover | |
Halaman |
: |
308 | |
Ukuran |
: |
135 x 200 mm | |
Berat |
: |
300 gram | |
Bahasa |
: |
Indonesia |
Al_Qur’an sebagai kitab suci sekaligus landasan bagi umat islam tidak ada yang menjelaskan mengenai kekerasan, dalam surah Al_Baqarah (2) : 208 yang menjelaskan bahwa Islam merupakan agama yang damai.
‘Al Qur’an Bukan Kitab Teror’ merupakan judul buku karangan pengasuh Ponpes Darul Falah Be-Songo Semarang, Dr. H. Imam Taufiq, M. Ag yang baru terbit pada 17 Maret 2016. Buku bersampul biru ini mempuyai tebal 308 halaman dengan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Penulis yang merangkap sebagai Wakil Rektor II UIN Walisongo memaparkan fitrah damai manusia dalam perspektif Al Qur’an. Buku ini tepat dijadikan bacaan bagi siapapun sebagai agen perdamaian.
Dalam bukunya, Imam Taufiq mengajak umat manusia untuk senantiasa menebarkan perdamaian berlandaskan Al-Qur’an. Berdasarkan judul dijelaskan pula bahwa Al-Qur’an memang bukanlah kitab teror yang dijadikan rujukan beberapa kelompok manusia untuk bertindak kekerasan atau biasa disebut terorisme. Meski dengan alasan jihad, mereka tidak bisa menyandarkan hal itu kepada Islam. Sebab, banyak nyawa tidak bersalah telah melayang akibat aksi terorisme itu.
Selain itu pengarang menyertakan pendapat dari beberapa mufassir. Salah satunya menjelaskan tentang kata As-Silm yang apabila disandarkan dengan kaffah bermakna “Iman seseorang tidak bisa sempurna jika masih mempertahankan permusuhan dan pertikaian”. Fitrah jiwa akan selalu beriringan dengan fitrah agama. Agama mengajarkan perdamaian, maka fitrah jiwa juga akan sinergis dengan nilai perdamaian tersebut. Perdamaian dimulai dari keluarga hingga kehidupan bermasyarakat. Maraknya terorisme dalam kehidupan masyarakat tentu membuat hidup jauh dari kata nyaman.
Benarkah demikian? Apakah Al Qur’an memang bukan kitab teror? Temukan jawabannya dengan membaca buku karya Imam Taufiq.