Be-songo.or.id

Al-Quran dan Modernisasi Pendidikan

Memaknai Al-Quran (sumber: pinterest.com)
Memaknai Al-Quran (sumber: pinterest.com)

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk mendorong terwujudnya bangsa yang berkarakter dan berkemajuan. peran penting lainnya dari pendidikan adalah untuk memberikan pemahaman dan implementasi untuk memanusiakan manusia dalam berkehidupan sosial. Hal ini sejalan dengan amanat Pasal 31 Ayat (3) dan (5) UUD 1945 tentang Pendidikan dan Kebudayaan. Yang redaksinya menerangkan tujuan pendidikan Indonesia.

 

Sevisi dengan pendidikan sebagai media untuk mewujudkan bangsa yang berkarakter islami dan berkemajuan dengan harapan menjadikan manusia menjadi insan yang lebih baik, maka Al-Quran juga diturunkan dengan tujuan yang serupa. Adalah untuk memberikan rahmat, penjelasan, pembeda, obat serta petunjuk bagi manusia agar tidak tersesat. Hal ini selaras dengan ayat Al-Quran Surah Al-Hajj ayat 54 “dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al-Quran itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al-Hajj : 54)

 

Dengan kedekatan hubungan Al-Quran dan pendidikan yang begitu erat, maka seyogyanya kita harus menjadikan Al-Quran sebagai panduan untuk membangun manusia berperadaban, berkarakter dan berkemajuan agar proses pembelajaran dan rencana pendidikan tepat sasaran serta sesuai dengan sumber utama ajaran agama Islam, yakni Al-Quran. Karena apabila kita membicarakan pendidikan tanpa alquran akan sama halnya dengan membicarakan pembangunan manusia tanpa petunjuk dan arah yang muaranya adalah kesesatan belaka. Karena pendidikan tidak berbicara tentang mengantarkan seseorang menjadi pribadi yang cerdas. Namun lebih dari itu adalah membentuk generasi yang berkarakter islami, santun dan berakhlak. Karena kecerdasan yang melekat pada diri manusia apabila tanpa didasari dengan akhlak akan menimbulkan ke-madlarat-an bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya.

 

Lebih luas lagi, pendidikan dalam Al-Quran meliputi aspek yang amat luas. Mendidik bukan saja mencerdaskan, melainkan juga melembutkan hati dan menjadikan peserta didik terampil. Mendidik akan membawa peserta didik tumbuh dengan penampilan, baik lahir maupun batinnya, secara sempurna. Melalui pendidikan, maka peserta didik menjadi sadar akan eksistensinya sebagai manusia yang berketuhanan sekaligus berkemanusiaan. Kecocokan visi inilah yang akan menjadi dasar pendidikan modern di Indonesia agar lebih terarah dan tepat guna untuk mencetak pribadi yang santun, beriman, berakhlak mulia, serta mampu menjalani kehidupan di tengah-tengah masyarakat dalam segala lini kehidupan.

 

Sistem Pendidikan Modern dalam Al-Quran

Memang tidak ditemukan secara tersurat ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan mengenai sistem pendidikan. Namun, jika dianalisis dari makna tersirat dan cara Allah menyampaikan ajaran-Nya kepada para Rasul. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat diadopsi sebagai metode pendidikan, antara lain:

 

Metode dialog. Sebagaimana digambarkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 31. Yang merupakan dialog antara Allah dengan malaikat. Disebutkan bahwa Allah akan menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dari ayat tersebut jelas Allah menggunakan metode dialog dalam menyampaikan ajaran-Nya. Metode dialog ini menurut Ahmad Tafsir, mempunyai dampak yang dalam bagi pembicara dan juga bagi pendengar pembicaraan itu. Itu disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: Pertama, dialog itu berlangsung secara dinamis karena kedua pihak terlibat langsung dalam pembicaraan dan tidak membosankan. Kedua, pendengar tertarik untuk mengikuti terus pembicaraan itu karena ia ingin tahu kesimpulannya. Ketiga, dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa, yang membantu mengarahkan seseorang menemukan sendiri kesimpulannya. Keempat, bila dialog dilakukan dengan baik, memenuhi akhlak tuntunan Islam, akan meninggalkan pengaruh berupa pendidikan akhlak dalam berbicara.

 

Metode kisah. Al-Quran menggunakan metode kisah termaktub dalam beberapa surah. Seperti peristiwa perang Badar dan Uhud yang dikisahkan dalam surah Ali Imran, kisah perjuangan serta kemukjizatan Nabi Yusuf dan Ayahnya, Nabi Yakub dalam surah Yusuf dan lain-lain. Dengan metode ini peserta didik diharapkan mampu meneladani setiap kisah yang dijabarkan dalam sistem pembelajaran. Karena dengan metode pembelajaran ini peserta didik seperti menjadi tokoh utama atau pelaku dalam peristiwa tersebut, sehingga mereka lebih tertarik dan mudah untuk mengimplementasikan ibrah (pelajaran) yang didapat.

 

Metode Amtsal (Perumpamaan). Seperti yang terdapat dalam QS. An-Nuur ayat 35. Tentang perumpamaan cahaya Allah yang digambarkan seperti sebuah lubang yang tidak tertembus, yang di dalamnya terdapat pelita besar. Metode pembelajaran perumpamaan ini dapat difungsikan untuk mendeskripsikan benda-benda dan sesuatu yang masih abstrak agar mudah ditangkap oleh peserta didik.

 

Metode Targhib wa Tarhib (Janji dan Ancaman). Metode targhib dapat dilihat dalam QS. Ali Imran ayat 57. Menjelaskan siapa yang beriman dan melakukan kebajikan, maka Allah akan memberikan kepada mereka pahala yang sempurna. Maka sebaliknya barang siapa yang tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah golongan kafir yang kelak akan ditempatkan di neraka dengan api yang menyala-nyala di kehidupan akhirat kelak (QS. Al-Fath: 13). Metode seperti ini berguna untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik dengan memberikan hadiah jika mereka berprestasi dan bersungguh-sungguh sebagai apresiasi (reward) dan sebaliknya, memberikan sanksi (punhisment) bagi peserta didik yang malas atau melanggar. Yang hal ini serupa dengan teori belajar modern, koneksionisme yang dikemukakan oleh Gestault. Juga teori hukum efek yang dikemukakan oleh E.L. Thorndike.

Imam Mawardi, mahasiswa Studi Agama-agama juga mahasantri PP Darul Falah Besongo 2020

REKOMENDASI >