Be-songo.or.id

Asupan Wajib Bagi Pemuda di Zaman Milenial

 

sumber: kabar-mbatang.com

            Indonesia seperti yang kita ketahui adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat setelah Tiongkok, India, dan Amerika. Corak masyarakatnya yang majemuk juga menjadikan Indonesia dengan negeri terkaya akan budaya yang dimilki. Tercatat dalam sensus BPS 2010 ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Ini menunjukkan jumlah yang sangat banyak. Dari banyaknya suku di negeri kita, menciptakan peradaban yang khas, yang menjadi identitas ala Nusantara. Tentu ini menjadi kelebihan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

            Kejayaan suatu bangsa tidak lepas dari peran pemuda yang ikut ambil bagian dalam menangani berbagai aspek. Pemuda menjadi titik pusat atau tumpuan utama  suatu bangsa. Nasib negara yang akan datang ada di tangan para pemuda. Tidak terkecuali di Indonesia. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 169 juta jiwa. Ini menunjukkan angka yang sangat tinggi. Artinya, sebagian besar penduduk Indonesia adalah dari kalangan pemuda atau usia produktif. Jika kita menengok sejarah, pendongkrak semangat para pemuda salah satunya adalah gerakan Boedi Oetomo pada  20 Mei 1908. Gebrakan awal yang dilakukan menjadikan naluri semangat nasionalisme turun hingga sekarang.

            Namun terlepas dari tren positif yang dimiliki Indonesia, ada banyak persoalan yang cukup menjadi perhatian pemerintah, seperti radikalisme, liberalisme, kekerasan, terorisme, aksi geng motor dan persekusi yang sedang hangat menjadi buah bibir masyarakat Indonesia. Fenomena semacam ini tentu menjadi PR besar bagi seluruh elemen rakyat di tanah air, salah satu contoh kasus yang terjadi di Cipinang Muara Jakarta Timur. Abdul Majid dan Matsunin yang berakhir masuk bui karena kasus persekusi terhadap remaja berumur 15 tahun. Kasus-kasus seperti ini tentu tidak bisa dianggap sepele. Berdasarkan data yang dilansir oleh Southeast Asia Freedom of Expression network (SAFEnet), kasus persekusi di 2017 dari Januari yang hanya 7 kasus menjadi 43 kasus di bulan Mei. Peningkatan jumlah kasus yang terjadi tentu harus diperhatikan lebih.

            Sebagai pemuda, yang di atas pundaknya ada tanggung jawab besar terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimanapun juga kita adalah pengemban amanah cita-cita bangsa yang dirumuskan sedemikian rupa oleh para pendiri bangsa. Kemudian sebagai rasa terimakasih kita terhadap perjuangan mereka yang telah mewarisi peradaban yang luar biasa indahnya. Kita hanya meneruskan kearifan lokal yang dimiliki Nusantara. Maka dari itu, kita sebagai pemuda harus berada di garda depan demi kesejahteraan bangsa Indonesia. Pemuda haruslah cerdas dalam banyak hal. Setidaknya saya menarik ada tiga kecerdasan yang harus dimiliki para pemuda yang menjadi harapan bangsa.

Pertama, pemuda yang cerdas dalam sadar sosial. Sebagai manusia, membutuhkan orang lain adalah sunnatullah. Hukum alam yang sudah tentu terjadi, tanpa perlu dibuat-buat oleh manusia itu sendiri. Interaksi antar manusia berjalan mengalir tanpa henti menuju keinginan tertentu yang sedang dituju. Menikmati nasi putih tentu harus melewati banyak proses, dari pabrik beras sampai ke petani sebagai pelaku pertama. Sikap saling melengkapi ini yang diciptakan sebelum menyantap nasi putih. Untuk menciptakan suasana yang damai perlu ditekankan mengenai kesadaran para pemuda dalam bersosial-masyarakat.

Di zaman millenium seperti sekarang ini, pemuda harus aktif berada di tengah masyarakat. Menjadi tokoh utama menjalankan misi perdamian dengan cara memahami perbedaan, toleransi, saling menghargai, menebar kasih sayang. Sehingga dengan kasus-kasus yang terjadi pada remaja dan pemuda dapat diredakan dengan penuh kedamian, tidak bermain ketegangan urat leher bahkan sampai ke otot tangan pemuda yang bersangkutan.

Kedua, pemuda yang cerdas intelektualitasnya. Menjadi manusia yang berwawasan luas di era global ini sangat dibutuhkan. Untuk mengurangi kemiskinan, miskin harta dan miskin ilmu. Maka pemuda dituntun untuk bisa cerdas dalam berpengetahuan. Di tangan pemuda, negara meyakini nasibnya yang akan datang menjadi lebih baik. Mengetahui ilmu bidang kedokteran misalkan. Negeri kita sudah tentu tertinggal dengan negara tetangga.

Untuk mengejar ketertinggalan itu maka sebagai pemuda harus punya semangat bersaing, meningkatkan kualitas inteletual kita. Pemuda yang cerdas, berintegritas diharapkan dapat mengimplementasikan dirinya di tengah ingar-bingar masyarakat. Tampil sebagai lakon yang memberi pengetahuan. Kesesatan dan ketimpangan yang sedang terjadi dapat diseimbangkan dengan cara mendirikan padepokan kecil, teman belajar, perpustakaan mini, dan sebagainya. Ini bertujuan agar masyarakat juga melek dalam ilmu pengetahuan. Sehingga setelah kesadaran sosial yang diatas telah terciptakan, dan dibarengi dengan intelektualitas yang tinggi maka kesenjangan sosial dapat berkurang.

            ketiga, cerdas dalam teknologi. Dalam bidang teknologi, Indonesia sudah sangat tertinggal jauh dengan negara-negara lain. Salah satu faktor kriminalitas adalah dengan semakin berkembangnya IT (Informasi dan Teknologi). Kasus penyebaran hoax yang marak terjadi adalah karena penggunaan media yang kurang bijak. Penanganan seperti ini juga harus dilawan dengan turunnya para pemuda yang melek dalam bidang IT. Pendangkalan terhadap berita-berita penyebar keresahan dan ketidaknyamanan bangsa dan negara harus segera dilaksanakan. Maka dari itu, menghadapi dunia teknologi yang super canggih, pemuda harus siap untuk berdiri tegak dengan teknologi yang ada.

            Inovasi baru dalam dunia teknologi harus dicanangkan dalam benak para pemuda bangsa. Semakin berkarya anak bangsa, maka Indonesia tak akan dipandang sebelah mata di kancah internasional. Keikutsertaan para pemuda dalam bidang teknologi di dunia internasional juga tak kalah penting. Beberapa bulan lalu ada beberapa pemuda yang mengikuti Imagine Cup Microsoft di Filiphina, sebelum melanjutkan ke final di Amerika. Ini adalah salah satu bukti antusias pemuda dalam bidang teknologi.

            Tiga asupan penting di atas diharapkan dapat menjadikan suasana tanah air menjadi lebih aman, tenteram dan eksis di dunia internasional. Pemuda harus menampilkan dengan percaya diri identitas bangsa yang sudah dikenal di jagad raya. Pemuda adalah harapan bangsa. Pemuda menjadi garda terdepan bangsa dalam meraih cita-cita yang agung.

M. Badruz Zaman | Penulis adalah santri Besongo Asrama B17 |

REKOMENDASI >