Gambar Ilustrasi : Sebagian musyawirin yang mengikut Bahtul masa’il perdana Besongo, (25/12) di Mushola Raudlotul Jannah
Besongo News – Ngaliyan (25/12) Pondok Pesantren Darul Falah Besongo mengadakan kegiatan Bathsul Masail dengan tema Fenomena tren Make up waterproof. Pemilihan tema tersebut dianggap sangat relevan dengan fenomena saat ini, khususnya pada wanita sehingga dari hasil Bathsul Masail ini nantinya dapat membuat para santriwati khususnya lebih berhati-hati dalam menggunakan make up saat hendak beribadah.
Kegiatan yang diadakan oleh Divisi Pendidikan ini diikuti oleh semua santri dengan masing masing delegasi asrama 5 anak sebagai Musyawir. Kegiatan ini dilaksanakan di Mushola Roudlotul Jannah sejak pukul 09.00 WIB. Pembukaan dilaksanakan dengan membaca Ummul Kitab bersama dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an yang dibawakan oleh Ilma Firliasari.
Acara Bahtsul Masa’il kemudian resmi dibuka oleh Umi Arikhah selaku pengasuh. Dalam sambutanya beliau menyampaikan kepada para santri besongo untuk menerapkan sikap malu. “Mari budayakan malu jika tidak menerapkan ilmu yang telah kita pelajari selama bertahun-tahun. Hidup butuh bukti realisasi antara pengetahuan dengan amaliah, Intinya, harus matching antara ilmu dan amal” Ujar salah satu anggota Komisi Pemberdayaan Perempuan Remaja dan Keluarga MUI Jawa Tengah.
Dalam Bahtsul Masa’il tersebut mengangkat dua pertanyaan yaitu : Pertama, hukum sholatnya seseorang yang berwudhu dalam keadaan masih menggunakan makeup waterproof; Kedua, apakah orang tersebut wajib mengqodho’ sholatnya jika telah mengetahui hukum sholat tersebut.
Afif Mustaqim selaku Ketua Panitia kegiatan tersebut mengatakan “Bahwa permasalahan mengenai waterproof di angakat karena sangat relevan dengan permasalahan di masa sekarang, terutama bagi kaum wanita”. Tegas Mahasiswa Ilmu Al Qur’an dan Tafsir UIN Walisongo
Bahtsul Masa’il perdana ini sudah cukup memuaskan. Harapan tuk kedepan menganai sistem Bahtsul Masa’il terlontar dari salah satu musyawirin “Semoga bahtsul masail berikutnya lebih menyenangkan, kondisional dan efisiensi waktunya di tata lagi”. Tegas Rifqi santri asrama C9 (Rahma/gyh-red)