Be-songo.or.id – Antusias santri Pondok Pesantren Darul Falah Besongo dalam meramaikan hari raya idul adha atau hari raya kurban. Dalam acara penyembelihan hewan kurban dilakukan dua jilid, yaitu jilid pertama pada hari Juma’at/31 Juli 2020 dilapangan perumahan Bank Niaga, yang diikuti oleh para santri dan warga sekitar. Ini sebagai bentuk atau budaya bahwa para santri harus mampu berbaur dan bersinambung dengan masyarakat, khususnya tetangga sekitar perumahan. Meskipun kegiatan tersebut mengundang banyak masa, namun para santri dan warga tetap mematuhi aturan sesuai protokol pencegahan Covid-19.
Kemudian dilanjutkan penyembelihan hewan kurban jilid dua pada hari Ahad/02 Agustus 2020, dilakukan di Asrama B5 yang merupakan salah satu asrama santri putri di Pesantren Darul Falah Besongo. Namun berbeda dengan penyembelihan jilid pertama, yang mana jilid dua hanya dilakukan oleh para santri saja.
“Di idul adha kali ini, meskipun berbeda dengan idul adha sebelumnya, dikarena adanya wabah Covid-19. Saya harap para santri untuk tetap semangat dalam belajar dan mengaji, namun disaat telah kembali kepondok untuk tetap menjaga dan membatasi interaksi dengan orang lain. Kita jadikan idul adha tahun ini sebagai pelajaran untuk lebih dekat dengan Allah, sesuai dalam arti kata “qurban” yang bermakna dekat atau mendekatkan. Sehingga dalam situasi seperti ini mari kita upayakan untuk lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.” Pesan Prof. KH. Imam Taufiq kepada para santrinya.
Kegiatan penyembelihan hewan kurban ini mendapat respon positif, mulai dari warga hingga para santri. Penyembelihan dilakukan dua jilid ini tidak lain juga sebagai bentuk pelatihan bagi para santri untuk berperan aktif, lebih peduli dan berkolaborasi, baik terhadap orang lain (masyarakat) maupun dengan antar santri putra dan putri.
“Kegiatan penyembelihan dua jilid ini merupakan suatu bentuk pembelajaran bagi para santri, baik santri putra maupun putri. Dipenyembelihan pertama adalah sebagai bentuk belajar dengan melihat cara-cara bagaimana penyembelihan, menguliti dan mengelolah hewan kurban bersama para warga. Kemudian di penyembelihan kedua, santri dituntut untuk mandiri dalam segala hal, mulai dari penyembelihan, menguliti hingga memasak tanpa melibatkan warga. Disini lah santri berperan aktif sebagai upaya melatih diri sebelum terjun kemasyarakat langsung.” Jelas Gayuh Rijki Fadhillah selaku Lurah Pesantren Besongo.
–
Reporter: Andre Wijaya
Editor: Syamsul Hidayat