Besongo.or.id- Sudah beberapa bulan terakhir masyarakat dicemaskan oleh adanya pandemi. Kecemasan terhadap pandemi sangat wajar, namun tidak sepatutnya mengurangi aktivitas keseharian. Adanya pandemi Covid-19 tidak mengurangi para santri Darul Falah (Dafa) Besongo untuk berprestasi. Hal tersebut dapat dilihat dari prestasi-prestasi gemilang dari para santri tersebut.
Prestasi-prestasi para santri tersebut diperoleh oleh Putri Rizkyatul (santriwati angkatan 2019), M. Badruz Zaman (santri angkatan 2016), Qurrotun Ayun Wulandari (santriwati angkatan 2018) dan Ulfah Anisah Novia (santriwati angkatan 2017).
Sudah saatnya santri mampu menampilkan produktivitasnya, pandemi bagian dari cobaan yang sudah seharusnya memberikan semangat berlebih untuk menuai juara dan produktivitas. Skill perlu dikembangkan untuk meningkatkan kualitas santri.
Cabang lomba pidato dan da’i
Dua santriwati Dafa berhasil membawa pulang kebanggaan yakni Juara I Pidato Santri Tingkat Nasional Lomba Hari Santri 2020 PCNU Semarang Putri Rizkyatul dan Juara II Da’i Daiyah dalam rangka Milad Jamiah Hamalah Qur`an (JHQ) oleh Ulfah Anisah Novia.
Novia yang juga mahasiswi Studi Agama-Agama (SAA) juga mengatakan usahanya tak lepas dari dukungan orang tua, pengasuh dan teman-temannya. Semangatnya untuk mengikuti lomba disertai usaha dan doa yang yang maksimal, tak lupa ia serahkan usahanya kepada Allah.
“Saya awalnya minder, banyak peserta yang memiliki kemampuan, namun berkat dukungan orang tua, abah, umi dan teman-teman saya menjadi optimis.” Tuturnya.
Novia memiliki banyak potensi terutama bidang bahasa dan da`i, sudah beberapa cabang lomba yang ia ikuti, beberapa diantaranya bisa ia juarai. Misalnya Juara 1 debat Bahasa Arab tingkat kabupaten Tuban 2017, Juara 1 Taqdimul Qisoh se-Jawa Tengah DIY dalam rangka Anniversary FUPK UIN Walisongo Semarang 2017, Juara 1 Duta Darul Falah 2018, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu, Putri yang memiliki prestasi gemilang juga memiliki proses perjuangan yang panjang, ia pernah beberapa kali gagal baik karena persiapan yang kurang maupun belum bisanya membagi waktu. Namun ia tetap berproses dengan optimis dan hasilnya menjadi bagian bonus.
“Untuk sekarang prosesnya saja lakukan secara maksimal, untuk hasilnya menjadi bonus. Jangan lupa persiapan baik itu dari teks dan membagi waktu anatara mondok dan kuliah.” Tuturnya.
Cabang lomba essay
Santri produktif dinilai dari proses dan karyanya, salah satunya dalam bidang menulis. Menulis bisa menjadi bagian karya prestasi santri, misalnya pada dua santri Dafa, Qurrotun A’yun Wulandari dengan Juara I dan M. Badruz Zaman dengan Juara II Lomba Essay Semarak Ilmu Al Qur’an dan Tafsir (IAT) UIN Walisongo.
Menulis merupakan aktivitas membaca yang diulang-ulang yang dijadikan ajang merefleksikan ilmu dan relasi. Menulis juga menjadi pengisi waktu luang, sehingga masa pandemi bisa produktif.
“Persiapan saya 3 hari tapi alhamdulillah mampu membanggakan orang tua. Menulis saya jadikan ajang merefleksikan ilmu dan relasi midalnya dari beberapa seminar yang saya ikuti. Lomba ini menjadikan saya lebih produktif, bisa mengisi waktu luang.” Tutur A’yun.
Menulis itu tidak ada yang salah, namun menulis perlu proses pengembangan dan perjuangan tanpa kenal lelah. Menulis merupakan bentuk pengembangan dan aktualisasi diri.
“Saya menulis sesuai dengan suasana hati. Lomba ini butuh semangat, proses menulis itu tidak pernah salah, tapi perlu diasah dan jangan menyerah. Bukan buat lomba tapi pengembangan diri saja.” Tutup Badruz.
Reporter : Firda Shaghira dan Azkiya Tsany Baharsyah
Editor : Ati Auliayaur R