Pada Sabtu (10/02/2024), diselenggarakan Penyuluhan Kesehatan oleh Panitia Pascalib 2024 dan Sie. Sosial dan Kesehatan Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang. Bertempat di asrama B9, dan diikuti oleh seluruh santri kelas 3 dan 4. Materi Penyuluhan Kesehatan tersebut diisi oleh Bagian Epidemiolog Puskesmas Tambakaji, Putri Permatasari, SKM. tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dan nyamuk berbakteri Wolbachia.
Mbak Putri menjelaskan, Demam Berdarah adalah penyakit yang biasa ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Biasanya orang yang digigit nyamuk tersebut, muncul gejala setelah seminggu setelah digigit nyamuk. Kemudian, virus dengue bisa berada di dalam darah kurang lebih selama 7 hari. Perlu diketahui juga, gejala-gejala Demam Berdarah. Pertama, demam. Kedua, tampak bintik-bintik merah pada kulit. Ketiga, nafsu makan menurun, juga badan terasa lemas. Keempat, nyeri di ulu hati. Kelima, muntah dan mual. Keenam, cemas, gelisah, dan shock. Ketujuh, tekanan darah menurun, dan denyut nadinya juga tidak normal.
“Biasanya, tanda umum gejalanya seperti itu. Tetapi, baru-baru ini pasien-pasien kami, di puskesmas atau rumah sakit, tanda-tanda gejalanya itu hanya demam,” paparnya.
Mbak Putri berpesan kepada para santri, jika sudah muncul gejala demam, maka tidak boleh diabaikan. Kalau demam sudah dua hari, harap segera minum obat. Kalau bisa, segera melakukan periksa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Selain itu, Mbak Putri menjelaskan materi teknologi Aedes Aegypti ber-Wolbachia. Kota Semarang itu endemis penyakit Demam Berdarah Dengue. Dari awal tahun sampai akhir tahun itu pasti terdapat kenaikan kasus Demam Berdarah. Tentu pemerintah merasa prihatin terhadap kasus Demam Berdarah tersebut yang dapat menyebabkan kematian. Kemudian banyak dari anak-anak yang menjadi korbannya. Oleh karena itu, diadakannya program nyamuk Aedes ber-Wolbachia ini sebagai pendamping dari program Pemberihan Sarang Nyamuk (PSN) untuk menekan kasus Demam Berdarah di Kota Semarang.
“Wolbachia ini adalah nama dari bakteri,” terangnya.
Mbak Putri mengatakan, di Sleman terdapat kegiatan World Mosquito Program, yaitu program komunitas peneliti yang berperan dalam pencegahan penyakit oleh nyamuk. Mereka meneliti, bakteri Wolbachia itu ternyata baik dan ada di sekitar kita. Bakteri Wolbachia tersebut disuntikkan ke dalam tubuhnya nyamuk Aedes Aegypti supaya menekan virus Dengue yang ada di nyamuk. Jadi, bakteri Wolbachia itu untuk menekan virus dengue yang ada di nyamuk Aedes Aegypti supaya tidak menyebabkan penyakit. Selain itu, nyamuk ber-Wolbachia ini jika menggigit, tidak menimbulkan penyakit, melainkan hanya menimbulkan gatal.
“Program nyamuk ber-Wolbachia tersebut sudah berjalan di Kota Yogyakarta,” kata beliau.
Mbak Putri melanjutkan, sudah banyak yang menernakkan nyamuk ber-Wolbachia tersebut di beberapa rumah. Kota Semarang juga merupakan salah satu target program yang diamanahi untuk menjalankan program ini. Nanti beberapa rumah akan diberikan ember yang berisi bibit nyamuk ber-Wolbachia. Ember tersebut ditaruh di tempat yang tidak boleh terkena hujan dan panas. Program ini tetapi tidak berlangsung lama, hanya 6 bulan saja. Dikarenakan program ini merupakan hanya sebagai program pendamping SPN. Mbak Putri berpesan, jangan lupa untuk selalu membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), karena bisa mencegah penularan penyakit, baik melalui vektor, maupun lingkungan.
Oleh: Sholahuddin
Editor: Ahmad Nizar Zuhdi