Pengajian di Ponpes Darul Falah Besongo Semarang tetap berjalan meskipun liburan semester tengah berlangsung. Para santri yang tidak pulang mengikuti pengajian tersebut dan diadakan di asrama B9 atau asrama B13 secara bergantian. Pada Senin (01/07) bakda subuh, pengajian diadakan di asrama B13. Pengajian diisi langsung oleh pengasuh Ponpes Darul Falah Besongo, Abah Imam Taufiq, yang bertemakan ‘Cerita Salat Duha’. Materi ini beliau ambil dari kitab “Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq” karya dari Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.
Diceritakan oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani bahwa ketika kita melaksanakan salat duha, maka sama halnya kita melakukan salat awwabin. Hal ini beliau paparkan berdasarkan sabda Nabi SAW yang berbunyi :
صلاة الضحى هي صلاة الأوّابين
Artinya: “Salat duha adalah (termasuk) salat awwabin.”
Kata ”awwab” sendiri bisa berarti taat, taubat, dan kembali ke jalan yang benar. Salat awwabin sendiri adalah salat sunnah untuk meneguhkan perintah oleh Allah SWT, artinya seseorang melaksanakan salat ini sebagai pernyataan komitmen dalam konsistensi ketaatan kepada Allah SWT. Salat awwabin ini merupakan salat sunnah yang dilakukan setelah salat magrib. Abah Imam Taufiq juga menganjurkan beberapa ibadah yang bisa dilaksanakan setelah salat maghrib, yaitu salat ba’diyah sebanyak 2 rakaat, salat awwabin sebanyak 2 rakaat (pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surah Al-Kafirun dan rakaat kedua membaca surah Al-Ikhlas), salat hajat 2 rakaat, kemudian dilanjut amalan lain seperti membaca Al-Quran, zikir dan lain sebagainya sampai masuk waktu salat isya.
Dari redaksi yang dituliskan oleh Syekh Abdul Qodir, beliau menunjukkan bahwa salat duha memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan tersendiri. Banyak sekali riwayat dari Nabi SAW yang menerangkan tentang keutamaan salat duha, salah satunya adalah hadis berikut:
وحدثنا أبو نصر عن والده، بإسناده عن أبي هريرة رضي الله عنه، عن النبي -صلى الله عليه وسلم قال إن باباً من أبواب الجنة يقال له الضحى فإذا كان يوم القيامة نادى مناد أين الذين كانوا يصلون صلاة الضحى دائمين عليها، أدخلوهم برحمة الله
Artinya:
“Telah bercerita kepada kami Abu Nasr dari ayahnya dengan jalur sanad dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu. dari Nabi SAW bersabda: sesungguhnya satu pintu dari beberapa pintu surga ada yang disebut dengan Ad-Dhuha, Ketika hari kiamat tiba, pintu tersebut menyeru dan berkata: Dimana orang-orang yang (saat di dunia) melanggengkan salat duha? masukkanlah mereka (ke pintu ini) dengan rahmat Allah.”
Oleh karenanya, kita perlu melaksanakan salat duha ini terus menerus tanpa putus. Selain itu, salat duha ini merupakan salat yang paling banyak Nabi Daud AS lakukan. Sebagaimana sabda Nabi SAW:
صلاة الضحى أكثر صلاة داود عليه السلام
Artinya: “Salat duha adalah salat yang paling banyak Nabi Daud AS (lakukan).”
Nabi Daud sendiri adalah nabi yang terkenal dengan kegigihan, keberanian dan istiqomahnya dalam menjalankan suatu ibadah dan tirakat. Itulah mengapa, ada beberapa amalan khusus memiliki nama yang bernisbat kepada nama Nabi Daud, seperti puasa Daud.
Tidak hanya di zaman Nabi Daud AS, pada masa kepemimpinan Amirul Mukminin Umar bin Al-Khattab dan Ali bin Abi Thalib, banyak para sahabat yang senantiasa melakukan salat duha ini. Jadi setelah salat subuh berjamaah, mereka kemudian melakukan zikir dan amalan lain sampai waktu salat duha tiba, kemudian melakukan salat duha.
Salat duha sendiri merupakan salat yang dilakukan setelah terbitnya matahari hingga sebelum waktu zuhur dengan jumlah rakaat paling sedikit 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat. Abah Imam juga menegaskan bahwasannya melaksanakan salat duha 2 rakaat secara konsisten setiap hari atau mudawamah, lebih baik daripada melakukan salat duha 8 atau 12 rakaat selama seminggu atau sebulan sekali.
Surat yang dianjurkan untuk dibaca ada 2 riwayat. Riwayat yang pertama adalah Q.S. Asy-Syams pada rakaat pertama dan Q.S. Ad-Dhuha pada rakaat kedua. Kemudian riwayat yang kedua adalah melakukan 12 rakaat, pada tiap rakaat setelah membaca surah Al-Fatihah membaca ayat kursi satu kali, dan surah Al-Ikhlas tiga kali.
Dari riwayat Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, Abah Imam juga memaparkan bahwa waktu pelaksanaan salat salat duha terbagi menjadi 2, yaitu waktu jaiz atau waktu normal dan waktu mustahab (yang dianjurkan). Waktu normal pelaksanaan salat duha adalah setelah terbitnya matahari sampai sebelum waktu zuhur. Adapun waktu yang mustahab melaksanakan salat duha adalah waktu tengah di antara waktu yang normal. Abah Imam juga menyimpulkan bahwa waktu terbaik pelaksanaan salat duha menurut riwayat tersebut adalah antara jam 7 sampai jam 9 pagi.
Terakhir, Abah Imam Taufiq menambahkan untuk tidak lupa membaca doa salat duha sebagaimana yang telah masyhur diajarkan para ulama, namun beliau juga menekankan, sebenarnya yang menjadikan doa itu diijabah oleh Allah SWT bukanlah karena doa itu sendiri, melainkan karena mudawamah-nya atau konsistensi dari doa tersebut dan kekhusyukannya.
Penulis: Achmad Solekhudin (Mahasiswa UIN Walisongo dan Mahasantri Darul Falah Besongo Semarang)
Editor: Sholahuddin