Be-songo.or.id

IBNU MAJDI: ASTRONOM ISLAM YANG RENDAH HATI

Oleh : Imam Labib Hibaurrohman, Lc[1]

Perkembangan keilmuan Islam dimulai dari pengembangan intelektual klasik khususnya dalam kajian turast, tidak heran jika peradaban ilmu pengetahuan Islam sangat maju pesat di era Abbasiyah dengan adanya penterjemahan-penterjemahan buku yang berkembang di dunia saat itu. Kebanyakan karya-karya yang diterjemahkan berkenaan dengan sains dari karya monumental ilmuwan-ilmuwan Yunani kuno, dimana sedikit banyaknya sangat mempengaruhi basis pemikiran Islam terutama berkenaan pada keilmuan astronomi, seperti ; The Sphare In Movement (Al-Kurrah al-Mutaharikah) karya Antolycus, Ascentions Of The Signs (Matali’ Al-Buruj) karya Aratus, Introduction to Astronomy (Al-Madkhal Ila Ilmi al-Falak) karya Hipparchus dan Almagesty karya Ptolomeus. (Susiknan Azhari, 2007 : 6), tidak dipungkiri lagi, jika adanya perkembangan ilmu pengetahuan didunia Islam sedikit banyaknya terbentuk dari pengembangan keilmuan sebelumnya.

Syihabuddin Ibnu Majdi atau lebih dikenal dengan Ibnu Majdi berkebangsaan Mesir ikut andil juga dalam pengembangan khasanah keilmuan Islam di bidang Astronomi, dibuktikan dengan banyaknya karya-karya beliau yang membahas tentang astronomi, hanya saja dikarenakan sifat kesederhanaan dan ke-tawadhu’an-nya terhadap keilmuan hingga banyak masyarakat yang kurang mengetahui secara pasti kealiman beliau akan astronomi dan keilmuan lainnya, baru diketahui sepeninggal beliau dengan adanya penemuan beberapa karya tulisnya, konon dalam penelusuran karya-karya beliau yang terpisah-pisah ditemukan hingga ke Negara Turki dan Perancis.

Ibnu Majdi memiliki nama lengkap bernama Syihabuddin Ahmad bin Rajab bin Taybugho al Majdi as-Syafei dengan nama asli kakeknya adalah Abdullah Syihabuddin Abu Abbas. Kakeknya mendapatkan sebutan Taybugho dikarenakan menjadi salah satu laskar militer pada era Mamalik. Ibnu Majdi terkenal dengan kealimannya di bidang ilmu Falak, matematika, Al Ghoritma, Arsitek (Teknik), Taqwim, Faro’id (Mawaris), Fiqh, Nahwu dan Bahasa Arab. Ibnu Majdi dilahirkan di Cairo – Mesir sekitar tanggal 10 hari bulan pertama Dhulhijjah tahun 767 H/1366 M dan meninggal dunia ketika berumur 84 tahun tepatnya pada malam Sabtu, tanggal 11 Dzul Qo’dah tahun 850H / 1447M.[2] (Ibnu Majdi, Tahqiq Wa Dirasah, Arwin Juli Butar-butar, 2009 : 30-33)

Dimasa kehidupannya beliau tinggal didaerah sekitar masjid Al Azhar. Masa mudanya Ibnu Majdi disibukkan dengan menghafal al Qur’an, selain itu beliau juga banyak belajar kitab Alfiyah Ibn Malik dibidang Nahwu dan memperdalam kitabnya Abu Zakaria Yahya an-Nawawi Minhaj at-Tholibin wa ‘Umdat al Muftin. Bersama kecerdasannya beliau banyak menuntut ilmu kepada para ulama Arab khususnya dibidang Ilmu Falak, Matematika, al-Ghoritma, Arsitek (Teknik), Tabel Aritmatik dan kalender. Pandangan masyarakat secara umum atas keseharian beliau lebih senang pada kehidupannya dirumah dan  berkecimpung di dunia pengembangan ilmu pengetahuan (Science). Sehari-harinya tidak terlepas dari buku dan fokus mengkaji serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapatkannya dibandingkan melakukan sesuatu yang kurang bermanfaat diluar rumah.

Syakhawi dan Syaukani menyatakan bahwasanya Ibnu Majdi umurnya banyak dihabiskan untuk meneliti, mengkaji dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan yang telah ia dapatkan sebelumnya. Beliau sangat jarang keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang sangat urgen. Terhadap masyarakat sekitarpun beliau hanya berinteraksi sekedarnya, selebihnya dirumah dan keluar rumah saat mengajarkan keilmuannya dimadrasah-madrasah ataupun ­ halaqah-halaqah yang ada dimasjid al Azhar. Sebagian hartanya banyak disumbangkan kepada para pelajar lokal maupun asing yang sedang mencari ilmu di al-Azhar dan sekitarnya.

Ibnu Majdi pernah berguru Ilmu Fara’id dan Hisab kepada At Taqiya bin Izzudin al Hambaly dan Jamal al Mardhani dengan kitab Muwatha’nya. Sedangkan murid Ibnu Majdi yang masyhur adalah Ibnu Ji’an Abu Zakaria ad-Dimyathi yang terkenal sebagai ahli Matematika serta al-Manawy Hasan bin Ali bin Muhammad Badar yang pakar dibidang Hisab dan Ilmu Falak. Disamping mengajar keilmuan, beliau tidak pernah bergelut dibidang politik maupun bekerja di kantor pemerintahan, akan tetapi beliau hanya sibuk di rumahnya dikawasan masjid Al Azhar dan banyak waktunya dihabiskan untuk ilmu pengetahuan.

Karya-karya pemikiran Ibnu Majdi yang terekam dalam catatan sejarah sekitar 41 karya dalam bentuk tulisan, antara lain : Ghunyatul Fahim Wa At-Thoriq Ila Halli At-Taqwim, Irsyadu as-Sail Ila Ushulil Masail, Kholastul Aqwal Fi Ma’rifati al-Waqti Wa Ru’yatul Hilal, Kitabul ‘Amal Bi Rub’I al-Muqanthoroti, Al Qauwlu al Mufid Fi Jami’I al Ushul Wa al Mawalid, Ad Diror Fi Mubasyir al Qamar, Risalah Fi Rub’I al Hilal, Risalah Fi Ma’rifah al Awsat, At Tashil Wa at Taqrib Fi Thuruq al Hal Wa At Tarkib, Zadul Musafir Li Ma’rifati Fadhlu ad Dair, Al Fushul al Asyrah Fi al ‘Amal Bi Al Rub’I al Muqantharati fi ‘Ilmi al Miqat Li Ma’rifati al Qiblah Wa Al Awqat, Irsyadul al Hair Ila Takhtit Fadhlu ad-Dair, Irsyadul Hair Fil ‘Amal bi Rub’I Ad Dairah, Tuhfatu al-Ahbab Fi Nashbi al-Badzahij wa al Mihrab, Ar Raudh al Azhar Fi al-‘Amal Bi Rub’I al Mustar, Hawy al Lubab Fi Al Hisab, al Fushul al Asyrah Fi al-‘Amal Bi Arrub’I al Muqantharati Fi Ilmi al Miqat Limakrifati al Qiblah Wa al Awqat, Risalah fi Istikhraj at Tawarikh Ba’duha min Ba’d, Risalah fi Ikhraj al Qiblah min Ghairi Dairah Itsna Asyara Baitan, Hawi al Lubab Syarhu Talkhish Ibnu al Binak fi al Hisab, Ad Darul Yatim Fi Shina’ati at Taqwim, Ibraz Lathoif al Ghawamid Wa ikhraj Shina’atu al Faraid, Zabadu Ar Raqaiq Fi Hisab ad Daraji Wa Ad-Daqaiq, Ta’dil al Qamar al Muhkam, Risalah fi al Mizwalah al Mi’dah Li Ma’rifati al Awqat, Daqaiq al Haqaiq Fi Hisab ad Daraji Wa Ad-Daqaiq, dll.


Wallahu a’lam…

Semarang, 12 – 13 – 13

Pondok Pesantren Darul Falah Be-Songo Semarang

 


[1] Peserta Kader Ulama (PKU) Program Pasca Sarjana Ilmu Falak IAIN Walisongo Kementerian Agama RI yang sedang ngalap berkah ilmu di Pondok Pesantren Darul Falah Be-Songo Semarang dibawah asuhan Dr. K.H. Imam Taufiq, M.Ag dan Dr. K.H. Muhyar Fanani, M.Ag.

[2] Menurut hasil penelitian dari Mehdi Nakosteen, Ibnu Majdi lahir pada tahun 1358M / 760H dan meninggal tahun 1447M / 851 H. (Susiknan Azhari, 2012 : 85)

Skema Sanad Keilmuan Ibnu Majdi

 

1.       Al-Manawi Hasan Bin Ali Bin Badar

2.       Ibnu Ji’an Abu Zakaria

3.       Syihabuddin As Sijini

4.       Haitimi

5.       Zain Zakaria

6.       Al Badr Al Mardani

7.       Hasan A’raj

8.       Sibt Al Mardini