Be-songo.or.id

Jagalah Bumi Kita

images

Kekayaan alam adalah nikmat agung yang dilimpahkan Tuhan kepada manusia. Maka bersyukur setiap saat menjadi pekerjaan tetap seorang manusia terhadap Tuhannya atas apa yang telah dikaruniakan. Allah menciptakan alam dan seisinya untuk mencukupi kebutuhan manusia. Dan manusia sangat bergantung dengan kekayaan alam seperti sabda rasulullah SAW dalam kitab Al-Muwatho’ yang artinya : dari sahabat berkata, “Aku pernah mengikuti perang bersama Rasulullah SAW. Saya mendengar Rasulullah bahwa manusia itu berserikat dengan 3 perkara yaitu rumput, air, dan api.  Dalam hadits tersebut diterangkan bahwa manusia bergantung pada tiga perkara yaitu rumput, air, dan api. Yang dimaksud rumput ialah tumbuhan, dan yang dimaksud api ialah bahan bakar. Maka dari itu, sebagai pengelola alam (khalifah fi al-ardh) kita harus menjaga kelestariannya agar selalu bersimbiosis mutualisme.

Bumi sebagaimana kita ketahui adalah satu-satunya planet yang memiliki kehidupan. Keindahan dan kekayaan sumber daya alam tersuguhkan di pesinggahan kita. Tumbuhan, binatang,  manusia serta seluruh  makhluk di bumi ini pati sedih jika tempat tinggalnya dirusak. Begitu juga dengan bumi, jika bumi kita dirusak secara sengaja atau tidak sengaja oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, maka bumi yang kita tinggali akan musnah. Apalagi kondisi bumi yang sekarang semakin buruk, penebangan liar dimana-mana, sampah menumpuk di saluran-saluran air menyebabkan banjir, binatang diburu ilegal, polusi udara, pembungan limbah sembarangan dan lainnya. Bayangkan jika satu saja elemen yang ada di bumi ini hilang, misalkan tidak ada air, kehidupan akan runyam. kita tidak bisa mandi, tidak bisa minum, tidak bisa makan ikan karena ikan hidupnya di air. Atau misal tidak ada api kita tidak bisa memasak, tidak bisa merasakan apa itu ayam bakar, ikam bakar dan lainnya. Misalkan lagi tidak ada tanah, manusia hendak ke mana manusia tinggal jika tidak ada tanah. Karena, bumi yang kita tempati berasal dari tanah, tumbuhan pun tidak bisa tumbuh karena tidak ada tanah. Bahkan manusia pun berasal dari tanah.

Alam kini sedang mengalami tingkat kerusakan yang sangat mengkhawatirkan, suhu di bumi semakin panas, cuaca semakin tak menentu dan kerusakan alam lainnya. Kerusakan alam disebabkan oleh dua hal yaitu gejala alam itu sendiri karena dinamika alam, serta eksploitasi besar-besaran berjangka panjang dan tidak pahamnya manusia dalam menafsirkan “hak” terhadap alam dalam QS Al-Baqarah ayat 30 bahwa Allah menjadikan manusia di bumi sebagai khalifah (pemimpin). Imbasnya sumber alam terkuras, modernisasi yang menjangkit mengubah pola pandang manusia terhadap alam. Yang seharusnya selaras dengan alam, menjadi tak selaras (ekoterorisme). Diantara dua hal tersebut kerusakan alam didominasi oleh manusia seperti firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 41:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya:“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-Ruum:41)

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi yang seharusnya menjadi pelindung dan menjaga kelestarian alam. Akan tetapi sifat berlebih-lebihan (isrof) mendorong manusia untuk berbuat kezalimannya yang berujung merusak alam. Allah SWT melarang dan membenci orang-orang yang berlebihan, seperti firman-Nya dalam surat Al-A’rof ayat 31:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Dan hadist dalam kitab Bulugh al-Maram diterangkan, yang artinya : “Dari Amr Ibnu Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya (Rasulullah bersabda : “makan dan minumlah dan berpakaianlah dan bersedekahlah dengan tanpa berlebihan dan sombong”). Riwayat Ahmad dari Abu Daud, Imam Bukhari meriwayatkan hadis secara Ta’liq.

Dari ayat dan hadis di atas, kita dilarang berlebih-lebihan dalam memanfaatkan kekayaan sumber daya alam. Kita sebagai konsumen terbesar kekayaan alam maka wajib menjaga kelestarian alam dan jangan berbuat kerusakan. Namun, dewasa ini manusia sengaja melupakan larangan perusakan yang telah diperintahkan Allah SWT. Keserakahan manusia, dan hasrat ingin menguasai segalanya menjadi sumber utama kerusakan alam. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

Berdasar ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis Rasulullah di atas, dalam mengelola alam manusia mengemban tiga amanat yaitu pertama alintifa’ atau mengambil dan memanfaatkan kekayaan alam sebaik-baiknya. Kedua al-i’tibar yaitu manusia dituntut untuk memikirkan serta mengambil pelajaran dari berbagai kejadian alam. Ketiga al-ishlah yaitu manusia diwajibkan untuk terus menjaga dan melestarikan alam.

Lalu apa yang kita bisa lakukan sebagai manusia untuk menjaga bumi? Kita dapat melakukan hal-hal yang berdampak positif bagi kelangsungan umur bumi, yaitu dengan mengaplikasikan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), mendaur ulang barang-barang bekas, mengurangi pemakaian listrik, hemat air, tanam bibit pohon (reboisasi). Atau kita bisa mulai dari hal kecil yang sering dilakukan yaitu membuang sampah sembarangan. Tanpa kita sadari, membuang sampah sembarangan adalah tindakan menyebabkan kerusakan di bumi, seperti banjir, tanah longsor, pencemaran tanah, bahkan bisa menjadi sumber penyakit karena sampah yang menumpuk dan selanjutnya berkembang biak virus-virus penyebab penyakit. Akhirnya, sebagai penyandang amanah di atas bumi, marilah kita jaga bumi kita agar tetap lestari.

Penulis: Muchammad Imron, Mahasiswa Pendidikan Matematika UIN Walisongo Semarang