Era jahiliyah, figur Islam belum terlukiskan
Jalang atas nista akan insan seorang wanita
Singgah mulia, tuan rebut semena-mena
Laksana kembang, dipetik dan diinjak kala bosan
.
Mencuat tak beradap atas adab tuan punya
Hati yang tak kenal kasih, batu yang keras analoginya
Lantas, apalah daya kala itu lemah
Menerima tindasan, atas tuan berotot baja
.
Gerimis tangis titipkan pada hujan kelam
Dengan secuil napas terguyur lumpur masam
Sendu pahit dalam atma merana
Melayang di persimpangan tak tahu arah
.
Cukup sudah, dunia telah berwarna indah
Dengan segenggam corak warnanya
Melapisi kanvas yang telah ternoda
Terlukiskan Islam elok estetikanya
.
Islam, agama penyempurna
Pembawa atas kabar gembira
Dengan kalam Tuhan yang sempurna
Segala yang ada tertuang merajalela
.
Dengan kutipan di antaranya
Singgah pria setara dengan wanita
Di Mata Tuhan atas tanggung jawab keduanya
Akan laku kewajiban agama pun takdirnya
.
Petuah sepenjuru dunia
Jadilah wanita berilmu samudera
Bukan saja pasir yang terseret seketika Tak mampu berenang mendunia
.
Oleh: Farida Putri Ramadhani (Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam angkatan 2022)