Berita

PSB

Khotmil Qur’an, Pemantik Semangat Santri Tahfidz Besongo

IMG-20181216-WA0039

Gambar : Foto bersama santri putri tahfidz, (15/12) di depan Musholla Raudlatul Jannah

Besongo News, Ngaliyan – Sabtu (15/12) bertempat di Musholla dan Madrasah Diniyyah Roudhotul Jannah, telah dilaksanakan Khotmil Qur’an oleh para santri program tahfidz Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang bersama Ustadzah Nilna, sebagai pelopor adanya program tahfidz di pondok ini. Kegiatan ini disertai mauidhoh hasanah oleh Ustadzah Nilna sebagai pemantik semangat para santri dalam menghafal Al-Qur’an.

Kegiatan Khotmil Qur’an  yang merupakan kegiatan rutinan santri tahfidz menjelang libur semester ganjil dan pada bulan Ramadhan ini dimulai pukul 15.30 WIB. Kegiatan in diawali dengan pembacaan Alqur’an, dilanjutkan dengan tahlil dan ditutup dengan do’a Khotmil Qur’an yang dipimpin oleh Ustadzah Nilna.

Seusai khataman dilanjutkan dengan foto bersama oleh seluruh santri program tahfidz bersama Ustadzah Nilna hingga menjelang maghrib. Tak hanya sampai disana, setelah jamaah sholat maghrib usai, seluruh santri program tahfidz berkumpul di Madrasah Diniyyah Roudhotul Jannah untuk mendengarkan mauidhoh hasanah oleh Ustadzah Nilna guna menambah semangat para santri untuk istiqomah dalam menghafal alqur’an. Ustadzah Nilna mengatakan bahwa sebagai santri penghafal Al-Qur’an janganlah merasa takut dengan ustadzah penyimak yang notabene teliti dan ketat dalam menyimak hafalan setiap santri.

Ustadzah Nilna juga mengatakan bahwa sebagai seorang santri sekaligus penghafal Al-Qur’an harus bisa mengatur waktu dengan baik. “Santri tahfidz itu harus lebih pandai mengatur waktu; waktu untuk belajar, menghafal dan bertadarus Al-Qur’an, istirahat, bermain hp, jalan-jalan. Jangan mudah tergiur ajakan teman untuk pergi ke mall tutur beliau.

“Waktu 2 kali dalam seminggu itu harus dilakukan sebaik-baiknya, tetap setoran nambah meskipun mengulang dan jangan lupa tartil” pesan Ustadzah Nilna kepada santri sekaligus penambah semangat menghafal 30 juz. Ustadzah Nilna berharap santri yang telah memulai hafalannya sebaiknya diselesaikan sampai khatam 30 juz.

“Wes kadung jegur sisan teles (sudah terlanjur masuk kedalam air, sekalian basah)”  tambah ustadzah Nilna sebagai akhir pembicaraan. Setiap orang yang sudah terlanjur memulai sesuatu hal, termasuk menghafal alqur’an harus siap untuk menyelesaikannya walau rintangan dan ujian menghadang para calon hafidz-hafidzah.

Seusai kegiatan mauidhoh hasanah, santri menggelar acara makan bersama yang sejak sore telah disiapkan oleh sebagian santri. Kemudian sebagai wujud pembelajaran tanggung jawab pada diri santri, seusai makan santri membersihkan kembali Madrasah Diniyyah Roudhotul Jannah dan semua peralatan yang digunakan, serta mengembalikan alat-alat yang dipinjamnya baik peralatan dari Ndalem, maupun dari masing-masing asrama. (Arini-red/shol)