Ngalian, (05/09/16) Darul Falah Be-Songo memulai aktifitas pembelajaran kembali yang ditandai dengan acara stadium general yang dilaksanakan di Musholla Raudhatul Jannah Bank Niaga, Semarang. Acara ini dihadiri oleh semua satrri dan segenap ustadz ustadzah Pondok pesantren Darul Falah. Stadium General dibuka dengan sambutan dari pengasuh pondok, abah KH. Dr. Imam Tufiq, S.Th.i, M.Ag. dalam sambutanya beliau mengingatkan kembali niat para santri untuk membangun akhlaqul Karimah dan menambah ilmu karena dengan bertambahnya ilmu akan mendekatkan insan kepada Allah.
Materi dalam acara ini disampaikan oleh Bapak Muhammad Shobirin Sahal, S.Th.i, M.Hum., beliau menempuh pendidikan S1 lulusan IAIN Walisongo, kemudian melanjutkan S2 di UIN Sunan Kalijaga,serta sedang menempuh pendidikan s3 nya di UIN Sunan kalijaga. Menanggapi daerah fenomena santri yang identik dengan kemiskinan, beliau berupaya menggalinya dengan pendekatan Maqasid As Syari’ah, melalui usaha membumikan tradisi pesantren untuk mencetak santri yang mempunyai skill dan mandiri.
Lelaki kelahiran 1986 ini mengatakan bahwa “santri harus mempunyai skill, santri tidak boleh menjadi santri titik, tapi jadilah santri yang plus”. Namun untuk mnjadi santri yang plus terganjal dengan pemikiran-pemikiran yang perlu direvilitasi kembali, yakni pemikiran bahwa miskin adalah takdir, mengidentikan zuhud dengan berpakaian yang lusuh, sering menggunakan konsep Thuulul ‘Amal , dan banyak santri tidak mempunyai pekerjaan yang prospektif. Menurut beliau pemikiran tentang hal tersebut sangatlah berbanding terbalik dengan apa yang dimaksudkan dalam Maqasid As Syar’iyyah yang di dalamnya mengandung hifdz an nafs,Hifdz Maal, Hifdz Ad Diin, Hifdz An Nasab, Hifdz ‘Aql. Oleh sebab itu beliau menyampaikan bahwa santri harus memiliki 4 modal ketika berada dalam masyarakat, yakni modal budaya, modal sosial masyarakat dengan cara live in masyarakat, modal simbolik,dan modal ekonomi., Jika santri memiliki 4 modal tadi barulah akan terlaksana khidmah santri yang sempurna, dan terwujudlah misi santri untuk membumikan tradisi-tradisi pesantren ke dalam masyarakat.
(Muizza)