Be-songo.or.id

MUI Rangkul Ulama Perempuan, Berjuang untuk Masa Depan

IMG-20181230-WA0039

Gambar : Foto bersama peserta workshop dan pemateri, (29-30/12) di Candisari

Besongo News – Candisari (29-30/12) Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah mengadakan workshop  dengan  tema Penguatan Kapasitas Perempuan Ulama dalam Merespon Persoalan Bangsa. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai program kerja dari Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja, dan Keluarga serta untuk mengundang partisipasi para perempuan turut serta menyelesaikan berbagai masalah publik. Workshop yang bertempat di hotel Siliwangi Semarang ini dihadiri oleh berbagai perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI )dari setiap kota dan Kabupaten se-Jawa Tengah.

            Pembukaan workshop dilaksanakan pada Sabtu, 29 Desember pukul 14.00 yang resmi dibuka oleh Ketua MUI Jawa Tengah, Bapak K.H. Ahmad Daroji, M.Si. Dalam sambutannya beliau menyampaikan jika wanita lebih banyak menggunakan perasaan, sedangkan laki-laki banyak menggunakan akal. Dalam sebuah organisasi, MUI misalnya membutuhkan perpaduan keduanya untuk membentuk keputusan yang sempurna. “Wanita harus turut berjuang mendapatkan posisi yang ikut menentukan masa depan Bangsa ini” tegas ayah lima anak itu.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan materi pertama yang diisi oleh Dr. Hj Arikhah, M.Ag mengenai materi Kriteria Ulama Perempuan. Dalam materi pertama ini dijelaskan perbedaan pemahaman mengenai Ulama Perempuan dan Perempuan Ulama. Yang dimaksud Ulama Perempuan bukan hanya mereka yang berjenis kelamin perempuan yang menguasai ilmu agama. Ulama Perempuan adalah seseorang baik perempuan atau laki-laki yang memiliki ilmu agama yang mendalam, serta memiliki keyakinan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan Perempuan Ulama adalah mereka para wanita yang memiliki kriteria seperti Ulama Perempuan.

Tak hanya mendapatkan satu materi, para peserta mendapatkan empat materi lain, yaitu dengan tema Perempuan Ulama Klasik, Pengelolaan Diri Menuju Kesuksesan dan Keberkahan,  Menyiapkan Generasi Milenial untuk Membangun Bangsa, dan Menigkatkan Kapasitas Ulama Perempuan. Tak hanya penyampaian materi, pada workshop ini juga diadakan diskusi panel dengan tema antar kelomponya memiliki berbeda bahasan.

Kegiatan ini sudah baik dalam menjelaskan Ulama Perempuan dan Perempuan Ulama. Kita menjadi lebih paham jika banyak permasalahan yang memang harus diselesaikan oleh wanita sendiri. “Namun di balik itu kegiatan ini dirasa terlalu singkat dan kurang adanya dialog interaktif. Banyak sekali seminar yang setelah selesai tidak ada tindak lanjutnya, namun kami berharap setelah kegiatan ini akan ada tindak lanjut” terang Ulfah, salah seorang peserta workshop perwakilan Pondok Pesantren Mbah Rumi Ngaliyan. (Gayuh-red)