Be-Songo.or.id – Pesantren Darul Falah Besongo adakan seminar tentang Resolusi Konfik pada Rabu (22/01/2020) pukul 13.30 sampai 16.00 WIB. Acara yang merupakan rangkaian kegiatan pascalib (Pasca Liburan) tersebut wajib diikuti oleh seluruh santri. Diselenggarakan dalam dua tempat pada waktu yang bersamaan, yakni di B9 dengan Masrohatun selaku narasumber yang mengangkat tema tentang “Santri, Agen Perdamaian Kekinian.” dan di Mushola Raudhotul Jannah dengan narasumber Ahmad Fauzan Hidayatullah selaku aktivis The Gitanjali Institute Jepara
Menurut Masrohatun, Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat yang berjumlah 268,2 juta manusia yang menempatinya. Selain itu, masyarakat Indonesia ialah sebagai pengguna aktif sosial media yang tentu tidak bisa terlepas dari konflik yang ada pada masa kini, yakni hoaks. Hoaks seringkali ditemukan dimana saja, tak terkecuali pada kalangan santri Indonesia yang kini jumlahnya mencapai 4.290.626 jiwa (Data Emis 2015-2016).
“Peran santri sangat menentukan bagi perdamaian dunia,” Ungkap narasumber ketika memberi penjelasan materi tentang peran santri terhadap resolusi konflik di era disrupsi ini.
Menurutnya, Isu agama tidak akan mengalami isu yang signifikan, maka dari itu seharusnya santri sebagai reprensentasi dari muslim dapat mengatasi isu tidak benar yang tersebar di masyarakat khususnya pada kalangan santri itu sendiri secara cerdas. Dengan mempertimbangkan persepsi yang berbeda setiap orang dan menghindari konflik atau perbedaan dalam titik pandang yang menyebabkan orang punya tujuan yang saling bertabrakan. “Orang yang rukun pasti damai, orang damai menghindari konflik,” tegasnya.
Sementara itu, Ahmad Fauzan menjelaskan tentang bagaimana kita dapat memahami suatu konflik yang kemudian lahirlah solusi untuk konflik itu sendiri. Hal tersebutlah yang kemudian dinamakan resolusi konflik. “Konflik itu bisa baik bisa juga buruk, tetapi sepanjang manusia hidup itu pasti berkonflik,” jelasnya.
Pada dasarnya, manusia diciptakan dengan persepsi yang berbeda. Oleh karena itu, akan selalu terjadi konflik pada setiap perbedaan. Maka jangan gunakan kacamata sendiri untuk melihat orang lain, tetapi lihatlah dari kacamata orang lain dan berpikiran luas. Dengan begitu, kita akan saling memahami satu sama lain dan tidak akan menyebabkan konflik yang tidak baik.
Penulis : Nia Mulyawati & Hana Mamnukha
Editor : Hana Mamnukha