Be-songo.or.id

Pelantikan Pengurus Masa Khidmah 2017/2018

IMG_-8j1ezs

Tak terasa kepengurusan Pondok Pesantren Darul Falah Be-Songo masa khidmah 2016/2017 yang dipimpin oleh Nur Qomarur Rohmah berakhir dengan khusnul khotimah di akhiri dengan terlaksananya pemilihan lurah baru sebagai tugas terakhir dari kepengurusan.

Setelah melaksanakan berbagai agenda pemilihan lurah yang begitu panjang dan melangsungkan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) kepengurusan. Bertepatan dengan semaraknya Hari Santri nasional pada Ahad, 22 Oktober 2017 Pondok Pesantren Darul Falah Be-Songo malaksanakan pelantikan kepengurusan Baru masa khidmah 2017/2018. Acara yang berlangsung dari pukul 20.00 WIB ini dihadiri oleh Abah Imam selaku pengasuh, para asatidz dan seluruh santriwan dan santriwati Be-songo.

Ikke Nailul Afifah sebagai pembawa acara memandu jalanya acara pada malam tadi (22/10). Acara yang dibuka dengan Ummul Qur’an dan disambut dengan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh saudari Hanif Mustaghfiroh menambah sakralnya pelantikan pada malam tersebut. Dengan khidmah dan tulus ikhlas seluruh pengurus baru mengikuti sumpah dan ikrar yang dipimpin langsung oleh Pengasuh Pondok, beliau Abah Prof. Dr. KH Imam Taufiq, M.Ag.

Dalam sambutanya ketua demisioner Nur Qomarur Rohmah (baca: Mbak Ruroh) menyampaikan kurang lebihnya 3 hal, yang pertama saran kepada pengurus yang baru saja dilantik dapat terus semangat berkhidmah kepada pondok, karna itu pangalaman penting yang tidak akan dipelajari dan di ajarkan dalam bangku perkuliahan. Kedua, pengurus harus berani melangkah dan tidak takut untuk berbuat salah, karena melakukan kesalahan itu hal yang wajar karna kita masih belajar, akan menjadi tidak wajar jika tidak mau belajar dari suatu kesalahan. Ketiga, terimakasih untuk perjuangan pengurus masa khidmah 2016/2017. Tentu harapanya segala amanah yang telah dilaksanakan membawa barokah dan ilmu yang bermanfaat sebagai bekal masa depan.

Lurah terpilih yaitu Muizzatus Sa’adah dalam sambutanya berterimakasih kepada Abah Imam Taufiq selaku pengasuh atas kepercayaan kepada kepengurusan masa khidmah 2017/2018, ia juga berterimakasih kepada pengurus demisioner yang telah memberikan kontribusi serta contoh yang baik. Pemimpin kepengurusan yang baru juga meminta kerja sama dan dukungan kepada seluruh santri agar dapat membangun DAFA BE-Songo menjadi lebih baik lagi.

Sambutan terakhir pada malam yang bertepatan dengan peringatan hari santri nasional disampaikan oleh pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Be-Songo. Beliau dawuh, “santri adalah sosok yang selalu dirindukan oleh banyak pihak baik keluarga, masyarakat, dan bangsa. Di era yang seakin canggih ini, dibutuhkan sosok yang dapat mengawal bangsa ditengah banyaknya tantangan dan problematika yang dihadapi bangsa ini”.

Beliau mendefinisikan santri dengan istilah ‘MIS U’ (Mandiri, Istiqomah, Santun Dan Unggul) take line santri pada hari ini (22/10) adalah Santri Mandiri NKRI Hebat. Istiqomah dalam segala aspek, seorang santri harus selalu dapat memegang teguh nilai-nilai agama. Santun, orang yang berprilaku baik orang yang berprilaku rahmatan lil alamin itu yang disebut dengan santun. Bahwa kehadiran santri selalu membawa rasa tentram, adem. Unggul, santri Be-songo itu harus mempunyai keunggulan, unggul akan menjadi alat untuk berpacu dalam berkompetisi di masyarakat (Unggul agamanya, unggul akhlaknya, unggul jejaringnya) santri yang unggul seperti itulah yang selalu dirindukan oleh masyarakat.

Abah mengucapkan terimakasih untuk kepengurusan 2016/2017 yang di komandoi oleh Mbak Ruroh atas segala khidmahnya dalam kepengurusan. Karena menjadi pengurus itu tidak mudah, dan tak lupa beliau mengucapkan selamat kepada pengurus yang baru dilantik, dengan dikomandoi Muizzatus Sa’adah. Menjadi pengurus itu harus diniatkan dengan sengguh-sungguh untuk memertaruhkan segala pikiran serta tenaga kepada pondok, untuk kepentingan-kepentingan syiar Islam. Pesan beliau, “Dengan terlantiknya lurah dan para jajaran kepengurusan baru masa khidmah 2017/2018 ini, diharapkan dapat menjalin kerja sama antara pengurus pada khususnya dan dan seluruh santri pada umumnya.

Karnadengan berfilosofi lingkaran atau huruf O, yang apabila semuanya bekerja sama dengan baik, huruf O akan terbentuk, akan tetapi jika satu saja tidak dapat melengkapi dengan baik atau mementingkan ego, maka bukan huruf O yang didapat, melainkan lingkaran yang tidak lengkap seperti huruf C”. (Shofyan/red)

REKOMENDASI >