Semarang, 4 Februari 2024 – Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang memulai kegiatan Pasca Liburan (PASCALIB) dengan seminar “Metode Dakwah Digital (Gunakan Media Dengan Asik Tanpa Melupakan Kode Etik)” pada hari Ahad (4/2). Seminar ini menghadirkan Ustadz Badruz Zaman sebagai narasumber dan diikuti oleh perwakilan santri Darul Falah Besongo.
Seminar ini mengangkat tema “Santri’s Strategy for Social Media” dengan tujuan membekali santri dengan pengetahuan dan strategi dakwah di era digital. Ustadz Badruz Zaman, dalam materinya, menekankan pentingnya santri untuk memanfaatkan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab.
Media sosial merupakan platform online yang memungkinkan pengguna untuk saling terhubung, berbagi konten, dan berinteraksi satu sama lain. Platform ini dapat berupa situs web, aplikasi mobile, atau forum online. pengguna juga dapat membuat profil, memposting konten seperti teks, foto, atau video, serta dapat berinteraksi dengan pengguna lain melalui komentar, suka, dan pesan.
“Media digital bisa jadi punya kuasa tetapi tidak punya rasa, sehingga kita sebagai seorang santri harus memberikan rasa terhadap media tersebut,” ujar Ustadz Badruz.
Ia menjelaskan bahwa media sosial memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya, media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan dakwah dan informasi yang bermanfaat. Namun, di sisi lain, media sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti ketergantungan, banjir informasi, dan pembentukan opini yang beragam.
“Oleh karena itu, santri perlu dibekali dengan strategi dakwah digital yang tepat agar dapat memanfaatkan media sosial dengan maksimal dan meminimalisir dampak negatifnya,” imbuh Ustadz Badruz.
Usia Pengguna Media Sosial
Ustadz Badruz juga memaparkan data bahwa usia pengguna media sosial terbanyak adalah 18-24 tahun dan 25-34 tahun. “Hal ini menunjukkan bahwa peran santri sangat penting dalam menggunakan media sosial dengan baik,” tegasnya.
Etika Bermedia Sosial bagi Santri
Ustadz Badruz menekankan beberapa etika yang harus diterapkan santri ketika menggunakan media sosial, di antaranya memperbanyak ilmu pengetahuan tentang pengelolaan media sosial, menyaring informasi yang diterima, berkomentar dengan baik di media sosial dan masih banyak lagi.
“Sebagai pengguna dan penikmat media sosial, kita harus mencari informasi yang valid, melihat siapa pembuat dan situs web yang mengunggah berita tersebut, sehingga meminimalisir penyebaran hoax,” paparnya.
“Terakhir, berkomentarlah dengan baik dan santun,” tegasnya sebelum menutup seminar.
Oleh: Jazillah (Santri Pondok Pesantren Darul Falah Besongo dan Mahasiswi UIN Walisongo Semarang)
Editor: Sholahuddin