Besongo News – Ngaliyan (28/9) calon lurah Pondok Pesantren Darul Falah Besongo sudah mulai Blusukan sejak Kamis (29/9). Kunjungan ke masing-masing asrama ini merupakan rangkaian acara pembentukan Pengurus Baru 2018/2019. Hal ini terhitung setelah acara LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) pengurus periode 2017/2018 (23/9) kemarin.
Blusukan kali ini masing-masing calon lurah didampingi tim suksesnya mengutarakan visi, misi, serta program unggulan. Calon lurah M. Badruz Zaman dari asrama B6 memiliki program unggulan membentuk tim Bathsul Masail untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan umat dimana hal ini merupakan inovasi yang belum pernah terlaksana di Darul Falah Besongo. Tak jauh berbeda, Dina Arvi perwakilan dari asrama A7 ingin menerapkan program unggulan Bathsul Kutub dan merekonstruksi bakat minat santri agar lebih berkembang.
“Dafa Besongo ini tak hanya dijadikan tempat untuk mengaji, tetapi juga pengembangan bakat dan minat santri”, ungkap M Faiq Azmi dari asrama B17 dengan semboyan kampanye “kabeh bolo”.
Tak kalah menarik, Miftahur Rohmah memiliki inovasi yang langsung mengena bagi para santri, khususnya teman-teman santri yang masih belum lancar dalam mengaji Al-Qur’an dan menulis pegon. Calon lurah yang berasal dari asrama A7 ini akan mengusahakan diadakannya bimbingan yang bersifat lebih privasi. Berbeda dari calon-calon sebelumnya, Fatimatuzahrotul Aini dari asrama B9 memilih untuk mengoptimalkan program-program yang sudah ada, dimana program yang belum 100% optimal akan dimaksimalkan tanpa menambah program unggulan lain yang menurutnya terlalu muluk-muluk.
Berbeda dengan Maria Ulfah dari asrama A7, ia akan menciptakan santri yang handal dalam life skill, bahasa, kitab kuning, dan berjiwa sosial yang tinggi. Dalam mencapai visinya tersebut, calon lurah yang memilki semboyan “pinter ngaji, ngabdi marang kyai, dadi pusakaning negri” ini akan melaksanakan inovasi dalam pembelajaran yang salah satunya dengan kegiatan sorogan yang tadinya hanya ditujukan untuk kelas 1 menjadi wajib untuk kelas 1 dan 2
Calon lurah terakhir, Kamalatus Sholihah yang berasal dari asrama A7 memiliki program unggulan yang salah satunya dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan dalam khitobah dan halaqah rutin santri. Program ini sejalan dengan visinya yang ingin menjadikan santri bisa memahami Al-Qur’an secara tekstual dan kontekstual.
“Kegiatan blusukan ini sudah cukup efektif dalam pengenalan visi dan misinya agar santri juga turut memahami dan ikut menyukseskan program-program pondok ke depan, namun ada beberapa calon lurah yang dalam penyampaiannya seperti kurang greget sehingga dianggap kurang serius dalam penyampaian visi misinya” ungkap Imroatin Karimah salah seorang santriwati asrama B9. ( Gayuh_red )