Be-songo.or.id

Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Adakan Upacara Hari Santri Nasional

Upacara Hari Santri Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang
Upacara Hari Santri Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang

Be-songo.or.id – Pesantren Darul Falah Besongo adakan upacara Hari Santri Nasional pada Ahad, (20/10). Bertempat di lapangan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, upacara yang dihadiri asatidz dan seluruh santri Dafa, sebutan akrab dari Darul Falah ini mengusung tema Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia.
Turut hadir Walikota Semarang, Hendrar Prihadi mendampingi Rektor UIN Walisongo yang juga pengasuh pesantren Darul Falah Besongo. Imam Taufiq membuka acara bernuansa nasionalisme. Keduanya menggagas perihal sejarah santri dalam memperjuangkan kemerdekaan dan perdamaian dunia mengingat sosok santri adalah generasi muda masa depan.
Acara dibuka langsung oleh K.H Imam Taufiq selaku Rektor UIN Walisongo Semarang dan pengasuh Darul Falah Besongo. Hendrar Prihadi, Walikota Semarang pun juga turut hadir. Keduanya saling bercerita dan menjelaskan tentang santri yang berkorban dalam memperjuangkan kemerdekaan, menciptakan perdamaian, serta upaya santri sebagai generasi muda masa depan negara. Tepat tahun 2015 perjuangan para santri dan kyai diakui oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dengan meresmikan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Negara Indonesia berdiri salah satunya atas perjuangan para santri dan para kyai dalam melawan penjajah, dari resolusi jihad Nahdlatul Ulama yang dikomandani Mbah Hasyim Asyari. Telah memberi sinar bahwa menjaga negara wajib hukumnya. Oleh karena itu, saat ini menjadi tantangan buat kita, bagaimana pesantren, santri, dan perguruan tinggi dalam memberikan kontribusinya ditengah tantangan milenial saat ini. “Saat ini santri harus siap dan berani melawan tantangan radikalisme, terorisme, dan fundamentalisme”. Ungkap Pengasuh Darul Falah Besongo.
Tantangan para santri sekaligus mahasiswa di era milenial sangatlah kompleks, sehingga perlu adanya semangat dan cinta wathaniyah untuk memberikan yang terbaik bagi negara, dengan memberikan pemikiran-pemikiran yang ramah, santun dan jauh dari unsur-unsur hoaks. “Harapannya para santri dapat menerapkan nilai-nilai toleran, kemanusiaan, persatuan, kemasyarakatan dan keadilan.” Tambah rektor UIN Walisongo.
Pancasila sebagai dasar negara persatuan dibentuk untuk mengakomodir semua kemajemukan menjadi sebuah kekuatan, guna melawan tangan-tangan jahil, sparatis, radikalisme, dan upaya-upaya yang merongrong keutuhan NKRI. “Namun akhir-akhir ini banyak kumpulan orang-orang berupaya mengubah ideologi pancasila menjadi khilafah.”Ujar Hendrar Prihadi.
Republik Indonesia atau lebih umum disebut Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Australia, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Ini menjadi modal besar bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan global. “Menurut pakar ekonomi internasional, masa keemasan Indonesia berada ketika telah mencapai usia 100 tahun, yaitu ditahun 2045. Yang mana pada waktu itu, ada dua negara baru yang akan menyaingi keadidayaan Amerika dan Cina, yaitu India dan Indonesia. ” Ungkap Wali Kota Semarang.
Tentu untuk mencapai itu semua tidaklah mudah, perlu adanya upaya dan tindakan yang progresif. Diantara penstabilan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan (Ipoleksosbuhankam), pertumbuhan ekonomi yang positif, serta peran para pemuda yang produktif. “Peradaban negara dapat dilihat dari karya generasi mudanya.” Tegas Hendrar Prihadi. (Ati Auliya/red)

REKOMENDASI >