Be-songo.or.id

Prof. Imam Taufiq : Santri harus punya sifat sensitif dalam lingkungan

 

Prof. KH. Imam Taufiq ketika menyampaikan mauidhoh hasana kepada para santri
Prof. KH. Imam Taufiq ketika menyampaikan mauidhoh hasana kepada para santri

Be-songo.or.id – Serangkaian kegiatan pascalib telah diikuti oleh seluruh Santri Darul Falah Be-Songo, Semarang sejak tanggal 20 Januari 2020 hingga terakhir tanggal 2 Februari 2020. Kegiatan tersebut tidak hanya diisi dengan materi ataupun motivasi, tetapi juga kegiatan yang berkaitan dengan spiritualitas, dengan diadakan dzibaan akbar sekaligus mauidhoh hasanah, pada Jumat malam (31/01) di Mushola Raudhatul Jannah. 

Kegiatan tersebut dibuka dengan sholawatan oleh grup rebana El-Falah Pondok Pesantren Darul Falah Be-Songo. Dilanjutkan dengan dzibaan akbar yang diikuti oleh seluruh santri. Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Be-Songo, Abah Prof. KH. Imam Taufiq M.Ag. juga turut hadir ditengah–tengah santri untuk berpesan dan menyampaikan mauidhoh hasanahnya.

Dalam mauidhohnya, Imam Taufiq membuka maudhohnya dengan memaknai seorang santri adalah ia yang memiliki tiga karakter yang sangat melekat pada dirinya.
“Karakter santri sangat melekat dengan tiga aspek, yakni spiritualitas yang ditandai dengan ibadah dan riyadhah yang dilakukan santri, intelektual (berpikir) yang dimaksud santri bisa mengambil keputusan yang tepat dalam waktu yang cepat, berlaku sosial dengan merangkul dan menebarkan manfaat buat masyarakat sekitar.” Jelas Rektor Universitas Islam Negri (UIN) Walisongo Semarang.

Ia juga menambahkan bahwa santri harus memiliki sifat sensitifitas dalam lingkungan. Mereka harus mampu memiliki sikap responsif yang baik dalam menanggapi problematika di masyarakat.
“Tidak hanya kecerdasan atau intelektualitas saja yang harus santri punya, melainkan spiritualitas juga harus mampu menjadi karakter dari santri. Selain itu, santri juga harus menenamkan sifat sensitifitas dalam lingkungan. Agar nantinya mereka dapat merespon dengan baik problematika di dalam masyarakat.” Ujar Sekretaris Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PW IPHI) Jawa Tengah.

Selaku pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang, Imam Taufiq juga mengakhiri mauidhohnya sekaligus menyampaikan pesan kepada para santrinya untuk semangat dalam mengaji. Melalui sebuah sya’ir lagu yang liriknya meningikuti lagu Sa’dunya Fiddunya, yang berbunyi:

“Syahdunya di dunia
Berkumpul santri kita
Memandang wajahnya
Sungguh bahagia
Hidup di Pesantren
Sungguh mengasyikkan
Pagi sore malam, mengembangkan wawasan
Melatih bahasa mengasah keterampilan
Gonjang ganjing disrupsi
Tantangan terkini
Tapi bagi santri, ini rahmat Ilahi
Untuk berinovasi dan slalu mawas diri
Waha para santri
Semangatlah ngaji
Mengabdi Kiai dengan semangat tinggi
Ikhlaskanlah hati, barokah menanti”

Penulis: Mafriha Azida

Editor: Muhammad Aulia Rizal Firmansyah

REKOMENDASI >