Pakar Tafsir Indonesia, Prof Muhammad Quraish Shihab menjelaskan, sabda nabi yang membahas tentang empat amalan yang bisa dilakukan oleh umat Islam saat bulan Ramadhan.
“Pada bulan ini hendaklah seorang muslim melakukan empat hal, dua dari empat tersebut jikalau kamu lakukan, maka Allah akan ridho padamu, dan duanya lagi jangan sampai engkau tidak melakukannya,” tuturnya dalam Youtube Quraish shihab, dikutip Sabtu (08/4/2023).
Prof Quraish menyebutkan dua hal yang menjadikan Allah ridho yaitu, bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan memohon maghfirahnya (ampunannya). Dan dua hal yang jangan sampai tidak dilakukan pada bulan Ramadhan adalah memohon agar memperoleh surga dan terhindar dari neraka.
Baca Juga: Prof Quraish Shihab Jelaskan Syarat Menjadi Mufassir Qur’an
Berkaitan dengan ampunan, beliau menerangkan, bahwa istighfar berasal dari kata ghafara yang berarti menutup. Sifat Allah yang berkaitan dengan kata ghaffar itu bermacam-macam, ada ghaffar, ghaffur, dan ghaffir. Ada juga sinonim dari ghaffar yang tidak terdapat di dalam asmaul husna yaitu satir sattar.
“Saya pernah mengatakan, ayah saya kalau sedang duduk-duduk merenung beliau sering mengucapkan, Ya rabbal bait, ustur ma ra’aita, ya sattar ustur ma ra’aita. Tutupi apa yang kamu lihat, boleh jadi kita sadar bahwa ada yang perlu ditutupi. Tapi boleh jadi ada keburukan yang kita tidak sadari namun dilihat oleh Allah, ” terang pemilik karya monumental Tafsir Al-Misbah itu.
Kemudian, beliau menjelaskan ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan oleh seorang muslim untuk memperoleh surga atau terhindar dari neraka. Salah satunya, melakukan kebaikan apa saja di bulan Ramadhan dan menghindari keburukan sekecil apapun sesuai kemampuan kita untuk menghindar.
Baca Juga: Prof Quraish Shihab : Perlu Adanya Pengetahuan untuk Penerapan Moderasi.
Dikatakan, bahwa jalan menuju surga itu banyak, maka pilihlah jalan yang menyenangkan, sehingga kita tidak merasa bosan saat melakukannya.
“Jangan pernah meremehkan amal kebajikan yang sedikit dan juga keburukan yang sedikit, karena itu ada rumusnya. Sedikit itu lebih banyak dari tidak ada, dan yang sedikit bila dilakukan berulang-ulang, maka akan menjadi banyak,” pungkas prof Quraish.
Oleh : Ida Lailatin (Santriwati Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang dan Mahasiswi UIN Walisongo Semarang)
Editor: Amrina Rosyada