Cendekiawan Muslim Indonesia Prof HM Quraish Shihab menjelaskan Surat Al-Alaq atau lebih populer wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw pada kata “Iqra” yang memiliki arti bacalah.
“Iqra’, terambil dari kata “qara’a” yang biasa diterjemahkan membaca. Qara’ yang biasa kita artikan membaca, itu pada mulanya sebenarnya berarti menghimpun. Kalau kita selidiki, membaca itu hakikatnya menghimpun,” tutur Prof Quraish dalam tayangan YouTube Quraish Shihab.
Disampaikan, arti membaca itu pada hakikatnya adalah menghimpun. Dia tidak harus dari sesuatu yang tertulis dalam bentuk aksara-aksara.
“Kita Muslim membaca surat Al-Fatihah sewaktu sholat tidak menyertakan tulisan atau kertas di depannya. Jadi, mengucapkan sesuatu yang terhimpun di dalam benak, baik terdengar oleh orang lain maupun hanya terdengar oleh benak, maka itu adalah membaca,” jelasnya.
“Kata membaca secara umum itu diartikan melihat suatu teks untuk diucapkan, tetapi anehnya Nabi Muhammad itu tidak pandai membaca, dalam arti melihat teks,” tambahnya.
Baca Juga: Kiai Imam Taufiq: Pesantren Bisa Menjadi Backing dari Menjaga Moral Negara dan Bangsa.
Menurut beliau, para pakar untuk mencapai kemajuan, untuk membangun peradaban diperlukan seseorang yang banyak membaca. Dan membaca bukan hanya dari sesuatu yang tertulis, tetapi segala yang dapat dilihat itu hendaknya dibaca.
“Ketika melihat raut muka seseorang, itu dapat dilihat bahwa seseorang itu sedang marah. Kemudian, ketika memperhatikan alam raya, kita dapat membaca alam raya. Jadi, tidak harus kata membaca itu dibatasi dalam arti membaca suatu teks. Jika ingin maju, kalau ingin membangun peradaban, maka bacalah. Dalam arti pandanglah segala sesuatu, pelajari dan tariklah kesimpulan dari apa yang dilihat atau apa yang dibaca,” ungkapnya.
Oleh: M. Azka Ibadillah (Santri Darul Falah Besongo Semarang dan Mahasiswa UIN Walisongo Semarang)
Baca Juga: KH Imam Taufiq Ajak Para Santri Cancut Taliwondo Perjuangkan Persatuan Republik Indonesia