الكلام (KALAM)
Anggota Kelompok:
1) Rofi’atul Amaliyah
2) Mariah Ulfah
3) Siti Anisaus Sa’diyah
4) Naili Rahmawati
5) Afifatul Nurul K
6) Farah Indana
7) Rizka Azkiya
8) Devi Trisarini
9) Suci Uswatun
A. Pengertian kalam
Kalam adalah lafadz yang tersusun dan bermakna lengkap. Kalam harus memenuhi empat syarat:
1. Lafadz, yaitu ucapan yang mengandung sebagian huruf hijaiyah.
Contoh : كِتَابٌ (kitab)
2. Murakkab (tersusun), yaitu ucapan yang tersusun atas dua kalimat atau lebih.
Contoh : زَيْدٌ مَاهِرٌ
3. Mufid (bermakna), yaitu ungkapan berfaedah yang dapat memberikann pemahaman sehingga pendengarnya merasa puas.
Contoh : اِنْ قَامَ زَيْدٌ قُمْتُ
4. Wadla’, yaitu menjadikan lafadz agar menunjukkan suatu makna (pengertian)
B. Pembagian Kalam
Kalam terbagi menjadi tiga, yaitu : isim, fi’il, dan huruf yang memiliki makna
1. Isim,(kata benda) ialah kalimah (kata) yang menunjukkan makna mandiri dan tidak disertai dengan pengertian zaman.
Contoh :كِتَابٌ
2. Fi’il (kata kerja), yaitu kalimat (kata) yang menunjukkan makna mandiri dan disertai pengertian zaman.
Contoh : نَصَرَ
3. Huruf, yaitu kalimat (kata) yang menunjukkan makna apabila digabungkan dengan kalimah lainnya.
Contoh : فِي
C. Tanda tanda
1. Isim
a) Kemasukan huruf khafad(jer), huruf qasam. Contoh: والله
b) Tanwin. contoh: كِتَابٌ
c) Kemasukan ال. Contoh: البَابُ
2. Fi’il
Kemasukan قد , س, سوف, تاء تاءنيث), dlomir marfu’, nun taukid, ياء مؤنثمخاطبه)
الاعراب
I’RAB
Anggota Kelompok :
1) Syaila Maharani
2) Dina Arvi Arina Zulva
3) Miftahur Rohmah
4) Alifatul Jannah
5) Rona Zalfatun
6) Syafaatun Nabila
7) Naila NurAulia
8) Siti Fatimatuzzahrotul Aini
A. Pengertian i’rob
I’rab adalah perubahan akhir kalimat karena perbedaan amil yang memasukinya, baik secara lafaz ataupun secara perkiraan.
B. Pembagian I’rab
I’rab terbagi menjadi empat macam, yaitu :
1. I’rab rafa’
Contoh : زَيْدٌ قائِمٌ
2. I’rab nasab.
Contoh :رَاَيتُ زَيدًاً
3. I’rab khafad ( Jar )
Contoh :مَرَرْتُ بِزَيْدٍ
4. I’rab jazm
Contoh : لَمْ يَضْرِبْ
C. Pengkhususan
I’rab yang khusus masuk ke dalam isim, yakni :
1. Rafa’
2. Nasab
3. Jer
I’rab yang boleh masuk ke dalam fi’il,yakni:
1. Rafa’
2. Nasab
3. Jer
باب معرفة علامات الاغراب
1. I’rob Rafa’
I’rob Rafa’ mempunya empat alamat, yaitu dlommah, wawu, alif , nun.
1. Dlommah (alamat asli/pokok)
Dlommah menjadi alamat i’rob rafa’ bertempat pada empat tempat.
a. Isim Mufrod munshorif, yaitu isim yang menunjukkan makna tunggal.
Contoh: الْكِتَابُ جَدِيْدٌ
b. Jamak Taksir, yaitu isim yang menunjukkan makna banyak yang berubah dari bentuk mufrodnya.
Contoh:جَاءَ الرِّجَالُ
c. Jamak Muannats Salim, yaitu isim yang menunjukkan makna banyak muannats yang akhirnya di tambah alif dan ta’ serta terbuangnya ta’.
Contoh:جَاءَت الْمُسْلِمَاتُ
d. Fi’il Mudlori’ yang shokhih akhir (tidak bertemu huruf illat dan bukan af’alul khomsah).
Contoh: يَذْهَبُ مُحَمَّدٌ اِلىَ المَسْجِدِ
2. Wawu (alamat pengganti/ Niyabah dari dlommah)
Wawu menjadi alamat i’rob rafa’ bertempat pada dua tempat.
a) Jamak Mudzakar Salim, yaitu isim yang menunjukkan makna banyak mudzakar yang akhirnya berupa wawu dan nun ketika tingkah rafa’, ya’ dan nun ketika tingkah nasab dan jer.
Contoh: جَاءَ المُسْلِمُوْنَ
b) Asma’ Khomsah, yaitu isim isim yang lima (اب, اخ, حم, فم, ذو)
Contoh:جَاءَ اَبُوْكَ
3. Alif (alamat pengganti/ niyabah dari dlommah)
Alif menjadi alamat i’rob rafa’ bertempat pada satu tempat.
a) Isim Tatsniyah, yaitu isim yang menunjukkan makna dua yang akhirnya berupa alif dan nun ketika tingkah rafa’, ya’ dan nun ketika tingkah nasab dan jer.
Contoh:جَاءَ المُسْلِمَانِ
4. Nun ( alamat pengganti/ niyabah dari dlommah)
Nun menjadi alamat i’rob rafa’ bertempat pada satu tempat.
a) Af’alul khomsah, yaitu fi’il fi’il yang lima (يفعلان, تفعلان, يفعلونتفعلون,تفعلين)
Contoh: الزَّيْدَانِ يَفْعَلَانِ
2. I’rob Nasab
I’rob Nasab mempunyai lima alamat, yaitu Fathah, alif, ksroh,ya’, membuang nun
1. Fathah (alamat asli/pokok)
Fathah menjadi alamat i’rob nasab bertempat pada tiga tempat.
a) Isim mufrod, yaitu isim yang menunjukkan makna tunggal.
Contoh:رَاَيْتُ زَيْدًا
b) Jamak taksir, yaitu isim yang menunjukkan makna banyak yang berubah dari bentuk mufrodanya.
Contoh: رَاَيْتُ الرِّجَالَ
c) Fi’il mudlori’ yang kemasukan amil nasob dan bukan af’alul khomsah.
Contoh: لَنْ نَبْرَحَ عَلَيْهِ عَاكِفِيْنَ
2. Alif (alamat pengganti / niyabah dari fathah)
Alif menjadi alamat i’rab nasab bertempat pada satu tempat.
a) Asma’ khomsah, yaitu isim isim yang lima(اب, اخ, حم, فم, ذو)
Contoh: رَاَيْتُ اَبَاكَ
3. Kasroh (alamat pengganti/niyabah dari fathah)
Kasroh menjadi alamat i’rab nasab bertempat pada satu tempat.
a) Jamak muannats salim, yaitu isim yang menunjukkan makna banyak muannats yang akhirnya di tambah alif dan ta’ serta terbuangnya ta’.
Contoh:رَاَيْتُ المُسْلِمَاتِ
4. Ya’ (alamat pengganti/ niyabah dari fathah)
Ya’ menjadi alamat i’rab nasab bertenpat pada dua tempat.
a) Isim tasniyah, yaitu isim yang menunjukkan makna dua yang akhirnya di tambah alif dan nun ketika rafa’, ya’ dan nun ketika nasab dan jer.
Contoh: قَرَأْتُ الكِتَابَيْنِ
b) Jamak mudzakar salim, yaitu isim yang menunjukkan makna banyak mudzakar yang akhirnya di tambah wawu dan nun ketika rafa’, ya’ dan nun, ketika nasab dan jer.
Contoh: رَاَيْتُ المُسْلِمِيْنِ
5. Membuang nun (alamat pengganti/niyabah dari fathah)
Membuang nun menjadi alamat i’rab nasab bertempat pada satu tempat.
a) Af’alul khomsah, yaitu fi’il fi’l yang lima
Contoh: انْ يَفْعَلاَ = اَنْ + يَفْعَلاَنِ يَفْعَلاَنِ
3. I’rob Khafadz (Jer)
Anggota Kelompok:
1) Kamalatus Shalekhah
2) Elfrida Nuruts Tsani
3) Ummi Chanifah
4) Layyinatun Nafisah
5) Sabila Izzati
6) Meiliana Dian
7) Nila Romadhoni
8) Firda Isdiana
9) Alfiana Ridho
I’rob Khafadz mempunyai tiga alamat, yaitu:
1. Kasroh (alamat asli/pokok)
Kasroh menjadi alamatnya i’rob jer bertempat pada tiga tempat.
a. Isim mufrod munsharif, yaitu isim yang menunjukkan makna tunggal.
Contoh: كَتَبْتُ بِقَلَمِ
b. Jamak taksir munsharif, yaitu isim yang menunjukkan makna banyak yang berubah dari bentuk mufrodnya.
Contoh : مَرَرْتُ برجَالٍ
c. Jamak muannats salim, yaitu isim yang menunjukkan makna banyak muannats yang akhirnya ditambah alif dan ta.
Contoh: مَرَرْتُ بمُسْلمَاتٍ
2. Ya’(alamat pengganti/ niyabah)
Ya’ menjadi alamat i’rob khafadz bertempat pada tiga tempat, yaitu :
a. Asma’ khomash, yaitu isim-isim yang lima (اب, اخ, حم, فم, ذو ).
Contoh: مَرَرْتُ بِأَبِيْكَ
b. Isim tasniyah, yaitu isim yang menunjukkan makna dua yang akhirnya berupa alif dan nun ketika tingkah rafa’, ya dan nun ketika nasab dan jer.
Contoh:جَلَسْتُ فى بَيْتَيْن
c. Jamak mudzakar salim, yaitu isim yang menunjukkan makna banyak yang akhirnya berupa wawu dan nun ketika rafa’, ya dan nun ketika nasab dan jer.
Contoh: مَرَرْتُ بالزَّيْدِيْن
3. Fathah
Fathah menjadi alamatnya i’rab khafadz bertempat pada
3.1isim ghoiru munsharif (isim yang tidak menerima tanwin).
Mani’ munshorif (yang mencegah tanwin) diantaranya :
a. Illat satu
· Shigot muntahal jumu’ (مفا عل, مفا عيل).
Contoh:فى مَوَاضعَ
Alif ta’nis dibagi menjadi dua:
– Alif ta’nis mamdudah.
Contoh:ستَّةُ اَشْيَاءَ
– Alif ta’nis maqsuroh.
Contoh: حُبْلَى
b. Illat dua
· Wasfiyah
– Wasfiyah dan alif nun.
Contoh: عطشان
– Wasfiyah dan wazan fi’il افعل .
Contoh: احمر
– Wasfiyah dan udzul (pindahan).
Contoh ثُلا ثَ pindahan dari ثلاثة
· Alamiyah
– Alamiyah dan wazan fi’il.
Contoh : احمد
– Alamiyah dan ‘adal.
Contoh عُمَرُ pindahan dari عَمْرٌ
– Alamiyah dan ziadah alif nun.
Contoh: سُلَيْمَان
– Alamiyah dan ‘ajamiyah. Contoh: ابراهيم
– Alamiyah dan tarkib mazji (susunan campuran) .
Contoh: بعلبكّ
– Alamiyah dan ta’nis.
Contoh: زينب, فاطمة
4. I’rob Jazm
Irob Jazm mempunyai dua alamat, yaitu sukun dan membuang.
1. Sukun(alamat asli)
Sukun menjadi alamat i’rob jazm bertempat pada
a) fi’il mudhori’ yang shohih akhir (akhirnya tidak berupa alif tasniyah, wawu jamak, ya muannats mukhotobah, huruf illat).
Contoh: لآ يَغْضَبْ
2. Membuang(alamat pengganti/niyabah)
· Membuaang nun (حذف النون )
Menjadi alamat jazm bertempat pada af’al khomsah.
Contoh: لم تفعلا
· Membuang huruf illat (حذف حرف علة)
Menjadi alamat jazm ketika Fi’il yang akhirnya berupa huruf illat.
Contoh:يخشى + لم = لم يخش
المعربات
LAFADZ-LAFADZ YANG DI MU’ROBKAN
Lafadz-lafadz yang di mu’robkan terbagi menjadi dua:
1. Lafadz yang di mu’robkan dengan memakai harakat
Anggota Kelompok:
1) Arikhatul Miskiyah
2) Ira Fidiyatun Khasanah
3) Ummi Izzatin Nida
4) Nikmatun Nisa
5) Minchatul Ulya
6) Wina Krismadyawati
7) Selma Khuffata
8) Elvi Nur Khasanah
Lafadz yang di i’robi dengan harokat ada empat macam yaitu:
a) Isim mufrod
b) Jama’ taksir
c) Jama’ muannats salim
d) F’il mudhori’ yang tidak bertemu dengan sesuatupun (dari huruf alif, wawu, ya, nun taukid atau huruf illat).
Semua itu harus di rofa’kan dengan memakai dhommah, di nasabkan dengan memakai fathah, di khafdkan dengan memakai kasroh, dan di jazemkan dengan memakai sukun.
Ketentuan yang udah diterangkan di atas kecuali 3 kalimat, yaitu:
1. Jama’ Muannats Salim, di nashabkan bukan dengan fathah tetapi dengan kasroh.
Contoh: رَاَيْتُ الهِنْداَتِ
2. Isim ghoiru munshorif, di jerkan bukan dengan harakat kasroh tetapi dengan fatkhah.
Contoh: مَرَرْتُ بِاَحْمَدَ
3. Fiil Mudhari’ yang mu’tal akhir, di jazemkan bukan dengan harakat sukun tetapi dengan membuang huruf akhirnya, yaitu huruf illat.
Contoh: يَخْشَى + = لملَمْ يَخْشَ
2. Lafadz yang di mu’robkan dengan memakai huruf
Anggota Kelompok:
1) Muhimmatun Munawwaroh
2) Ataki Rizqi Amalia
3) Zahrotun Nisak
4) Shofiyah
5) Erlina Lubis
Lafaz-lafaz yang di-‘irabi dengan memakai huruf ada empat macam yaitu :
a) Isim tasniyah
– Di rafa’kan dengan alif (ا)
Contoh: قام زَيْدَانِ
– Di nasabkan dan di jerkan dengan ya'(ي)
Contoh: مررت بِزَيْدَيْنِ , رايت زَيْدَيْنِ
b) Jamak mudzakar salim
– Di rafa’kan dengan wawu (و)
Contoh:جاء خالدُوْنَ
– Di nasab kan dan di jerkan dengan ya'(ي)
Contoh:رأيت خالِدِيْنَ, مَرَرْتُ بِخاَلِدِيْنَ
c) Asmaul khomsah
– Di rafa’kan dengan wawu (و)
Contoh: جاء ابُوك
– Di nasabkan dengan alif (ا)
Contoh: رأيت اباك
– Di jerkan dengan ya’ (ي)
Contoh:مرارت بأبيك
d) Af’alul khomsah
– Di rafa’kan dengan tetapnya nun
Contoh: يفعلون
– Di nasabkan dan di jazmkan dengan membuang nun
Contoh: لن يفعلوا, لم تفعلوا
بابالأفعال
Bab Fi’il-fi’il (Kata Kerja)
Anggota Kelompok:
1) Nadya Falahatul Aulia
2) Deva Umi Luthfia
3) Farah Filah
4) Lailatul Maghfiroh
5) Muthi’ah
6) Nur Cahyati
7) Sri Wulandari
A. Macam-macam fi’il
Fi’il itu ada tiga :
1. Fiil Madhi, yaitu fiil yang menunjukkan arti pekerjaan yang telah lampau
Contoh: اَكَلَ
2. Fiil Mudhari’, yaitu kalimah fi’il yang menunjukkan arti pekerjaan yang akan atau sedang di lakukan
Contoh: يَأْكُلُ
3. Fiil Amr, yaitu kalimah fi’il yang menunjukkan arti perintah
Contoh:كُلْ
B. Tanda tanda fi’il
1. Fiil Madhi itu selalu di-fathah-kan apabila tidak bertemu dengan
– Wawu jamak
– Dlomir rafa’ mataharrik
2. Fi’il Amr selalu di baca jazm atau di sukun apabila tidak bertemudengan
– Wawu jamak
– Alif tasniyah
– Ya’ muannas mukhotobah
3. Fi’il mudlori’ wajib disertai salah satu huruf mudloro’ah 4 (انيت), dan wajib di baca rafa’ apabila
– Tidak kemasukan amil-amil nasab
– Tidak kemasukan amil-amil jazm
C. Amil-amil yang menasabkan fi’il mudlori’
Amil nashab (hal yang me-nashab-kan) itu ada sepuluh, yaitu:
أنْ , لن , إذن, كي , لام كي ,لام الجحود ,حتى ,الجواب بالفاء , الجواب الواو, أو
– أَنْ(bahwa),
– لَنْ(tak akan),
– إِذَنْ(jadi, kalau begitu),
– كَيْ(supaya)
– لَامُ كَيْ(lam dengan makna supaya),
– لَامُ اَلْجُحُودِ(lam pengingkaran),
– حَتَّى (sehingga),
– الْجَوَابُ بِالْفَاءِ, الْوَاوِ,أَوْ(kalimat jawab dengan fa, wa, dan aw).
Contoh: يفلحُ = يفلحَ + لن
D. Amil jazm (hal yang me-jazam-kan) itu ada delapan belas, yaitu :
لم ، ولما ، و ألمْ ، وألمَّا ، ولام الأمر والدعاء ، و ( لا ) في النهي والدعاء ، وإن ، وما ومهما ، وإذ ، وإذما ، وأي ، ومتى ، وأين ، وأيان ، وأنَّى ، وحيثما ، وكيفما ، وإذاً في الشعر خاصة .
– لَمْ(tidak)
– لَمَّا(belum)
– أَلَمْ(tidakkah?)
– أَلَمَّا(belumkah?)
– لَامُ اَلْأَمْرِ وَالدُّعَاءِ(Lam untuk perintah dan permohonan)
– لَا” فِي اَلنَّهْيِ وَالدُّعَاءِ(la untuk larangan dan permohonan),
– إِنْ(jika)
– ،مَا (apa)
– مَنْ (siapa)
– مَهْمَا(apapun)
– إِذْمَا (kalau)
– أَيٌّ (mana, sesuatu apa)
– مَتَى(kapan),
– أَيْنَ (dimana)
– أَيَّانَ (kapan),
– أَنَّى(bagaimana)
– حَيْثُمَا(dimanapun)
– كَيْفَمَا(bagaimanapun)
– إِذًا فِي اَلشِّعْرِ خاصة. (dan “Jika demikian” pada syair tertentu)
Contoh: يَنْصُرُ = يَنْصُرْ + لَمْ