Oleh : Alfi Ulfiani Zuhairoh*
November berlalu lagi
Rentang waktu telah terlewati
Banyak perubahan
Tentang sejarah dan peradaban
Entah dikenang, atau justru dilupakan
Wahai cucuku
Pernahkah terbayang olehmu
Menjadi bagian para pembawa bambu runcing
Senantiasa menerjang dalam teriakan
Menghadang penjajah bernuansa kebiadaban
Wahai cucuku
Ingatlah, itu bukan hal sepele
Tak sesederhana saat kau berteriak
Dalam dunia penuh kebohongan
Tak pula saat kau berkoar lantang
Tetapi realitasnya bersembunyi dibalik jarak dan ruang
Wahai cucuku
Jangan melulu kau sebut namaku
Atau menceritakan kisah membosankanku
Terimalah warisan luhur dariku
Jagalah dengan tulus dan tanam
Gunakan sebagai acuan untuk melawan musuhmu
Wahai cucuku
Asal kau tahu
Musuhmu lebih berat dari musuhku saat itu
Bahkan dia berkeliaran disekitarmu
Bangkitlah, sadarlah
Merdekakanlah dirimu
Jangan biarkan zaman menghanyutkanmu
Membuaimu dalam pencitraan paripurna
Membawamu dalam nuansa hedonista
Sekali lagi
Buka matamu, lawan musuhmu
Tak perlu dengan bambu runcing atau serdadu
Apalagi teriakan penuh bualan
Lawanlah dengan cinta yang ku wariskan
Cinta pada negara beridentitas pancasila
*Penulis adalah santriwati asrama A7