Be-songo.or.id

Serunya Jalani Ramadhan di Pondok Pesantren Besongo

Bagi santri, meningkatnya jadwal ibadah di bulan Ramadan menjadi hal wajar. Karena biasanya kegiatan yang dijalani hampir seharian penuh. Meski begitu, tetap saja sebagian santri memilih menghabiskan Ramadhan di pondok pesantren. Sebab, mereka memanfaatkan momen itu sebagai sarana memperbaiki diri. Apalagi, Ramadan menjadi bulan istimewa bagi kaum muslim.

Safiyur Rahman, salah seorang santri di Pondok Pesantren Darul Falah Besongo, Kota Semarang mengatakan, menjalani ibadah pada bulan Ramadan di pesantren menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Tak hanya memperbanyak kualitas ibadah, tetapi saat menunggu buka juga menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Keramaian saat berburu takjil hingga beraneka macam takjil yang dijajakan, merupakan hiburan tersendiri bagi para santri.

“Selain itu, Ramadhan di pesantren juga dapat membuat ibadah kita lebih istiqamah. Sehingga, bisa memperbaiki diri. Salah satunya dengan kegiatan riyadhoh,” ujarnya.

Baca Juga: Ustadz Karis: Sedekah, Salah Satu Amalan Penting di Bulan Ramadhan

Menurutnya, salah satu momen yang tak terlupakan juga adalah saat mengaji kitab Minahus Saniyah. Karena, kandungan dalam setiap halamannya mengandung perilaku keseharian kita yang masih jauh dari mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa.

“Momen berbuka dan sahur menjadi saat yang ditunggu-tunggu oleh para santri,” ucap Rahman yang juga Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Ketua Pondok Pesantren Darul Falah Besongo, Kota Semarang M. Aufa Taqiyyuddin mengaku bahwa Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Untuk tahun ini menurutnya adanya kegiatan ngaji sanadan. Hal ini diinisiasi karena kesadaran para santri untuk selalu mengedepankan ittisholussanad (bersambungnya sanad).

Baca Juga: Cara Mempersiapkan Diri Sambut Ramadhan ala Gus Baha

“Karena pada zaman sekarang tidak menutup kemungkinan banyak narasi-narasi agama yang sumbernya tidak jelas,” ujarnya Kepada Besongo Online.

Dikatakan, adapun para santri juga mendapatkan sanad dari Pengasuh Ponpes Dafa Kiai Imam Taufiq yaitu, kitab Qurrotul Uyun, Lujainuddani Manaqib Syaikh Abdul Qodir al Jailani, Ustadz Tajuddin (kitab Minahus Saniyah) dan banyak lagi.

Oleh karena itu, lanjutnya, diharapkan dengan adanya ngaji sanad ini pemahaman para santri terhadap agama sesuai dengan koridor, sesuai dengan ilmu yang telah diajarkan dari guru kami sampai mushonnif.

Baca Juga: Pengajian Dialogis; Meneguhkan Spirit Ramadhan dalam Pelaksanaan Puasa dan Zakat

“Semoga bisa memfilter mana batas-batas agama, mana batas fatwa atau pemikiran agama yang santri Besongo harus ungkapkan,” terangnya.

Oleh: Mir’ atus Sholihah (Santriwati Ponpes Darul Falah Besongo Semarang dan Mahasiswa UIN Walisongo Semarang)

Editor: M. Raif Al Abrar