Be-songo.or.id

Sosialisai Reshuffle Kepengurusan Pesantren Be-Songo

 

NGALIYAN – Sabtu (27/02), Pesantren Darul Falah (Dafa) Be-Songo Semarang adakan reshuffle dan sosialisasi program kerja masa khidmah 2015-2016. Sosialisasi pengangkatan pengurus baru ini dilaksanakan di asrama B9. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh pengurus dan santri dengan didampingi oleh kiai Imam Taufiq selaku pengasuh pesantren. Sekitar pukul 20.00 WIB pembawa acara Nur Qomarur Rohmah mulai membuka acara.

Selanjutnya, salah satu santri bernama Reni Kusuma Wardani melantunkan ayat-ayat al-Qur’an diiringi dengan bacaan sholawat bersama. Adapun susunan acara berikutnya adalah pembacaan Surat Keputusan (SK) Pengurus sebelum sambutan-sambutan dari ketua umum dan pengasuh. Diantara koordinator Pengurus Harian (PH) baru antara lain Salma Khoirunnisaa’ sebagai koordinator bidang Kominfo dan Durrotul Yatima sebagai koordinator bidang peribadatan. Tak hanya itu, ada pula beberapa pergantian pengurus asrama yang  mengalami reshuffle berdasarkan kesepakatan bersama pada rapat hari Jum’at (26/02) kemarin.

Dalam sambutannya, ketua umum Umi Nadhiroh mengatakan bahwa tujuan dari reshuffle tersebut adalah untuk lebih memaksimalkan kembali program kerja dan kegiatan periode sekarang. Terselenggarnya sosialisasi ini untuk mengingatkan kembali kepada santri supaya ikhlas dalam menjalankan kegiatan dan menaati peraturan yang ada.

“Saya harap teman-teman semua dapat diajak kerjasama dengan baik dan selalu melestarikan senyum, salam, sapa, dan rasa peduli kepada sesama,” ungkapnya mengakhiri sambutan.

Pengasuh pondok, abah Imam sapaan akrabnya, juga menegaskan sosialisasi dan reshuffle merupakan bagian dari perjalanan evaluasi karena perlu pengoptimalisasian hal yang dirasa kurang maksimal.

“Pondok kita perlu adanya suasana baru dalam program kerja pengurus. Untuk kitu tetaplah melestarikan kode etik sebagai santri agar lebih baik lagi kedepannya.” tegas Wakil Rektor (Warek) UIN Walisongo Semarang ini.

Beliau menambahkan supaya dapat menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan yang patut dicontoh oleh santri. Karena semasa hidup, Nabi tidak pernah memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu sebelum beliau sendiri yang melakukannya.

“Saya harap para santri Be-Songo ini dapat menjadi pribadi yang produktif, ilmunya berkah dan bermanfaat karena kalian adalah refleksi bagi masyarakat,” pungkas Warek yang juga menjabat sebagai dosen Fakultas Usuluddin dan Humaniora UIN Walisongo itu.

(Ay/kom.)

REKOMENDASI >