Be-songo.or.id – Sudah tak asing lagi di telinga kita bagaimana keberkahan menyelimuti kehidupan beragama, apalagi dalam dunia pesantren. Untuk itu, Pesantren Darul Falah Besongo adakan Kajian Tafsir Tematik bersama KKN MIT DR XII Kel. 35 yang bertemakan Ngaji Ayat Keberkahan pada Senin, (19/07//2021) di Asrama B13.
Dikaji oleh Pengasuh Darul Falah Besongo, KH. Imam Taufiq menjelaskan keberkahan terbingkai dalam Al Qur’an, salah satunya dalam Surah Al Mulk ayat 1-2, surah tersebut menjadi surat syafaat dan mukjizat.
KH. Imam Taufiq juga menjelaskan dengan mengutip dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw, yang telah bersabda:
«إِنَّ سُورَةً فِي الْقُرْآنِ ثَلَاثِينَ آيَةً شَفَعَتْ لِصَاحِبِهَا حَتَّى غُفِرَ لَهُ: تَبارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ»
Sesungguhnya di dalam Al-Qur’an terdapat suatu surat berisikan tiga puluh ayat dapat memberi syafaat bagi pembacanya hingga ia mendapat ampunan, yaitu Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku (surat Al-Mulk).
Kemuliaan surah tersebut mampu memberikan syafaat bagi pembacanya, sehingga pembacanya mendapatkan ampunan. Di samping itu beliau juga menambahkan dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
«سُورَةٌ فِي الْقُرْآنِ خَاصَمَتْ عَنْ صَاحِبِهَا حَتَّى أَدْخَلَتْهُ الْجَنَّةَ: تَبارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ»
Ada suatu surat yang membela pembacanya hingga memasukkannya ke dalam surga, yaitu Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku.
Selain sebagai syafaat dan mukjizat, surah Al Mulk ayat 1 dan 2 mampu mengantarkan pembacanya ke surga. Awal ayatnya pun menjelaskan begitu mulianya keberkahan dalam kehidupan.
Konteks keberkahan termaktub dalam tiga point penting, yakni nikmat, saadah (kebahagiaan) dan ziyadah (tambahan). Berkah merupakan salah satu nilai keabadian yang tidak memilki awal dan akhir, berkah akan terus menerus mengalir selama diistiqomahkan.
“Berkah itu nikmat, saadah (kebahagiaan) dan ziyadah (tambahan). Berkah merupakan salah satu nilai keabadian yang tidak memilki awal dan akhir,” tutur KH. Imam Taufiq.
Melihat dari dunia pendidikan terkhusus pesantren, pesantren menjjadi ladang untuk mencari keberkahan dengan mengamalkan kebiasaan atau rutinitas dari kiai.
“Konsep tabarukan dengan mengamalkan kebiasaan atau rutinitas kiai, salah satunya untuk berkah dalam kehidupan,” Tutur KH. Imam Taufiq.
Allah Swt. merupakan Dzat yang Qadir (Maha Kuasa) pemilik otoritas dalam semesta, Ia yang mentasarufkan kuasanya. Kehidupan dan kematian hanya untuk menguji seberapa besar amal kebaikan untuk mengisi hidup.
“Dalam mengejar fastabiqul khoirot tentunya kita harus melakukan amal rutin, karena kehidupan dan kematian merupakan salah satu untuk menguji seberapa besar amal kita,” Tutup Pengasuh Darul Falah Besongo tersebut.
Reporter : Ati Auliyaur R