Be-songo.or.id – Pada masa awal perkembangan agama Islam, terjemahan Al-Qur’an tidak dikenal di masyarakat secara umum. Hal ini karena ulama-ulama melarang penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa lain. Sikap ini dilandasi rasa kekhawatiran akan mengurangi kemukjizatan Al-Quran dan tidak semua ayat Al-Qur’an dapat diterjemahkan secara tekstual.
Komunitas muslim di luar Arab, yang notabene tidak menggunakan bahasa Arab sebagai kesehariannya, menemukan berbagai kesulitan dalam memahami pesan Al-Qur’an. Belakangan, para pemerhati al-Qur’an menyadari fenomena tersebut, sehingga proses penerjemahan menjadi sebuah aktivitas yang penting untuk dilakukan. Tujuannya untuk memudahkan mereka dalam memahami pesan-pesan yang terkandung di dalam Al-Qur’an. Oleh karenanya, terjemah menjadi salah satu alat penting dalam mentadabburi ide moral dari al-Qur’an.
Muhammad Husain al-Dzahabi seorang pakar Al-Qur’an dari Universitas Al-Azhar, Mesir, memformulasikan bahwa tarjamah pada dasarnya adalah menyalin atau mengalih bahasa dari suatu bahasa ke bahasa yang lain. Hal ini dimaksud supaya inti pembicaraan bahasa asal yang diterjemahkan, dapat dipahami oleh orang-orang yang tidak mampu memahami secara langsung
Awal abad ke-20 penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa lain mengalami perkembangan yang signifikan, salah satunya penerjemahan Al-Qur’an di Turki. Munculnya penerjemahan terhadap Al-Qur’an di Turki berangkat dari tindakan sesat yang dapat mengubah orang-orang salih di antara mereka menjauhkan Al-Qur’an. Karena, pada dasarnya Al-Qur’an adalah bahasa Arab yang tidak semua orang dapat memahaminya.
Dalam tradisi pemikiran hukum dan teologi di kalangan muslim, sebagian mereka menegaskan Al-Qur’an sebagai teks Arab, maka memahami pengaturan linguistik bentuk (nazm) yang memiliki kualitas Ilahi -setidaknya mendekati- menjadi kebutuhan. Oleh karena itu, pemerintah Turki di Ankara mengumumkan bahwa mereka mendukung terjemahan dan penerbitan Al-Qur’an dalam bahasa Turki agar mampu dibaca oleh bangsa Turki itu sendiri.
Pandangan umum bahwa Al-Qur’an itu teks yang bersifat ketuhanan, menakjubkan, dan tidak mungkin bisa ditiru siapa pun serta memiliki implikasi yang jelas untuk terjemahan. Pembahasan ini muncul karena adanya tantangan dari kalangan lain untuk mendatangkan teks yang bisa menyaingi kemegahan linguistik Al-Qur’an. Dalam penelitian Richard C. Martin mengatakan bahwa teolog muslim menganggap bahwa hal ini adalah sebuah konsep “inimitability (tidak dapat ditiru)” atau I’jaz dari Al-Qur’an. (Richard, 2020 dalam “Inimitability,” in encyclopaedia of the Ur’an)
Salah satu faktor untuk mentransformasikan studi Al-Qur’an di Turki adalah globalisasi. Hal ini mengacu pada perkembangan teknologi komunikasi, transportasi dan informasi yang membawa bagian dunia yang paling jauh dalam jangkauan yang mudah, pertukaran informasi, metodologi dan budaya terjadi antara Barat dan Turki. Masyarakat Muslim Turki saat ini telah menjadi bagian dari Barat. Selain faktor itu, perkembangan pendidikan masa dan komunikasi masa dalam dua dekade terakhir, membawa perubahan dramatis dalam struktur sosial dan keagamaan Turki.
Di satu sisi, sebagian ahli hukum mengkhawatirkan jika penerjemahan Al-Qur’an dalam bahasa lain dapat mendistorsi Al-Qur’an dan gagal menyampaikan kemegahan yang sebenarnya, karena aspek menakjubkan mengungkap teks Arab tidak dapat ditularkan. Menurut M. Brett Wilson para ahli hukum juga menghawatirkan teks Arab yang diungkapkan dengan terjemahan berpotensi mengarah pada pengabaian makna aslinya. Seperti dalam kasus terjemahan Alkitab dalam bahasa Latin atau Inggris. (M Brett, 2009 dalam The First Translation of the Qur’an in Modern Turkey” Int. J. Middle East Studi, Printed in the United Stated of America )
Dalam berita yang di terbitkan oleh Republika.co.id pada 20 Desember 2017 menjelaskan bahwa, Otoritas Agama turki telah menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam beberapa bahasa. Menurut Direktorat Agama Turki (Diyanet), keempat bahasa itu adalah Bulgaria, Uzbek, dan dua bahasa asli Afrika, Chewa dan Shona. Hal itu dikarenakan berdasarkan permintaan dari berbagai negara. Dengan proyek “Tak ada Bahasa tanpa Al-Qur’an”, otoritas tersebut memiliki tujuan menyebarkan pesan Al-Qur’an kepada seluruh manusia di pelosok dunia.
Selain dari berita diatas, Turki dapat menyelesaikan usahanya dalam menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Kurdi. Dikutip dari Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dari Onislam. Direktur Jendral Publikasi Agama Dr. Yuskel Salman mengtakan bahwa, Presiden ingin AL-Qur’an yang berisi ajaran universal, global, dan pesan Islam yang menjadi rahmat bagi umat manusia dapat diterjemahkan ke dalam semua bahasa di bumi. Terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Kurdi telah di cetak 10.000 eksemplar dan pemerintah Turki telah menerbitkan 1.150 karya buku-buku keislaman sejak tahun 1924 dan berbagai publikasi meningkat setelah tahun 1990-an.
Usaha Turki untuk menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa lain mengalami perkembangan yang pesat sampai pertengahan tahun 2019. Seperti yang dilansir dalam Addis Ababa, Yayasan Turkiye Diyanet (TDV) menerbitkan kitab suci Al-Qur’an dengan terjemahan bahasa Amhar untuk umat Muslim Ethiopia. Cemil Alici salah satu penasihat layanan keagamaan Kedutan Besar Turki di Addis Ababa Ethiopia menjelaskan ada sekitar 15.000 eksemplar akan dibagikan kepada umat Muslim begitu publikasi selesai bekerja sama dengan Kepresidenan Turki sebagai bagian dari proyek “Biarlah Al-Qur’an menjadi hadiah saya”.
Proyek yang didukung oleh Dewan Agung Urusan Islam Ethiopia tersebut dianggap penting bagi umat Islam karena terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa resmi negara itu tidak tersebar luas. Hal ini yang menimbulkan sikap cerdas untuk menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa lain.
Adapun contoh ayat Al-Qur’an yang diterjemahkan dalam bahasa Turki, dilacak dari web site QuranEnc.com dalam laman https://quranenc.com/id/browse/turkish_shaban/44 , penulis mengambil contoh Q.S Ad-Dukhan ayat 7 atau dalam bahasa Turki disebut Sûretu’d-Duhân.
رَبِّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَآۖ إِن كُنتُم مُّوقِنِينَ
Arti terjemahan dalam bahasa Turki yaitu “Göklerin, yerin ve arasındakilerin Rabbidir. Eğer gerçekten bilenler iseniz”.
Jika di translate ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Dia adalah Tuhan langit dan bumi dan semua yang ada di antaranya. Jika Anda adalah orang yang benar-benar tahu”. Dan dalam terjemahan Kemenag yaitu “Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; jika kamu orang-orang yang meyakini”.
Penulis : Qurrotun Ayun Wulandari
Editor : Badruzzaman