Ahmad Tajuddin Arafat Asatidz Pondok Pesantren Darul Falah Besongo, Kota Semarang mengatakan, menyakiti orang lain termasuk racun-racun hati yang mematikan. Dan sesuatu yang menjadi penghalang makhluk ada dua hal yaitu, buruknya sebuah makanan dan menyakiti sesama makhluk.
“Yang dimaksudkan menyakiti sesama makhluk ini tidak hanya menyakiti sesama manusia saja, tetapi juga kepada hewan,” ucap Ustadz Tajuddin.
Hal itu disampaikan saat mengaji kitab Al-Minahus Saniyyah yang bertempat di Masjid Roudlotul Jannah dihelat oleh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo, Kota Semarang, Kamis (30/03/2023).
Disampaikan, terdapat tujuh pokok untuk seorang muslim dekat kepada Alah SWT atau biasa disebut thoriqoh.
Pertama, berpegang teguh pada kitab Allah (Al-Qur’an).
Kedua, mengikuti ittiba’ Rasulullah saw.
Ketiga, memakan makanan yang halal.
Keempat, menjauhkan diri dari hal maksiat.
Kelima, bertaubat
Keenam, melaksanakan kewajiban.
Ketujuh, mencegah hal-hal yang menyakiti sesama makhluk.
“Yang dimaksudkan menyakiti di sini adalah menyakiti dengan fisik atau menyakiti dengan sikap, seperti suudzon,” tutur Tajuddin yang juga Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Dikatakan, pada diri setiap manusia terdapat dua penyakit diantaranya penyakit fisik dan penyakit hati. Contoh dari penyakit fisik ini seperti melukai, memukul dan melakukan hal-hal sejenisnya. Sedangkan, penyakit hati seperti suudzon terhadap sesama manusia.
“Suudzon merupakan racun yang mematikan. Orang yang bersuudzon seringnya tidak merasakan kalau dirinya sedang menyakiti seseorang,” katanya.
Dijelaskan, bahwasanya awal kemaksiatan berasal dari suudzon. Ketika seseorang sedang ghibah dengan orang lain, dipastikan hal itu terdapat suudzon.
“Pasti ada prasangka buruk mengenai orang yang sedang dibicarakan,” pungkasnya.
Oleh: Savitri Nurudzaati Al-Kautsari (Santriwati Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang dan Mahasiswi UIN Walisongo Semarang)