Be-songo.or.id

Ustaz Tajuddin: Kemanfaatan Ilmu dengan Ta’alum, Berkahnya dengan Khidmah

Ustaz. Tajuddin Arafat saat menerima penghargaan dari panitia

Pondok Pesantren dikenal sebagai ladangnya ilmu sekaligus tempat khidmah (mengabdi) nya para santri. Yang mana pondok pesantren tidak akan muncul tanpa hadirnya seorang Kyai sebagai figur teladan bagi para santrinya. Baik teladan secara visual maupun teladan akhlak. Lebih tepatnya, kiai diposisikan bukan hanya sebagai pengajar layaknya guru di sekolah formal namun juga sebagai pendidik spiritual untuk para santri dalam mengajarkan setiap tuntunan Rasulullah SAW.

“Pesantren tidak akan muncul jika tidak ada kiai dan tidak ada santri, pesantren tidak akan ada jika tidak ada ta’alum-nya,” jelas Ustaz Tajuddin Arafat di hadapan santri baru 2022.

Selain itu, beliau menjelaskan kepada para Saba (santri baru) bagaimana relasi ilmu pengetahuan yang saling berkaitan dengan sistem pembelajaran. Bahwa jika di sebuah kampus orang akan mengenal istilah dosen-mahasiswa, di sekolah ada guru-siswa, maka dalam sistem pendidikan pesantren kita akan dikenalkan dengan istilah kiai-santri.

Dalam kehidupan pesantren kita akan diajarkan tentang bagaimana cara menguasai ilmu sekaligus adab mencari ilmu. Seperti halnya, menghormati kiai sebagai guru di pesantren. Di sini kita mulai dikenalkan dengan istilah ‘mengabdi dengan kiai’ atau biasa dikenal dengan istilah pesantren santri khidmah.

“Ingat kita mengabdi di pesantren itu kepada ilmu, bukan kepada orang.  cuma, ilmu itu ada dalam diri seseorang. Ilmu tidak bisa hidup sendiri” jelas beliau sesuai hadis Riwayat Bukhori.

Beliau menerjemahkan, mengabdi bukan semata mata kita mengabdikan diri pada sosok kyai tapi pada hakikatnya kita mengabdikan diri pada ilmu sehingga bukan hanya ilmu saja yang didapat tapi juga berkah ilmu dari ta’alum.

Khidmatul ‘ilmi bi khidmatil ‘ulama, khidmah kepada ilmu ya berkhidmah kepada ‘ulama” lanjut beliau masih menegaskan penjelasan berkhidmah.

Sedangkan menurut beliau, keberkahan itu sendiri muncul jika kita mau sadar posisi. Sehingga sudah selayaknya sebagai santri mau mengabdikan dirinya kepada ilmu. Sebagai bentuk dari sadar posisi dengan mau menghormati gurunya di pesantren, tidak merasa cukup dengan ilmu yang diperoleh, dan mau melakukan tirakat.

Disampaikan pada serangkaian acara TOS 2022 sesi materi kedua (06/8) tentang Keberkahan Kyai dan Akhlaq Santri oleh ustaz Dr. H. Ahmad Tajudin Arafat, M.Si.

Reporter: Isna Rahmah Sabila

Editor : Imam Mawardi

REKOMENDASI >