Besongo News – Semarang (16/11) Aktivitas di hari libur tidak semata digunakan untuk bersenang-senang dan menghamburkan uang. Tetapi akan lebih baik jika dimanfaatkan untuk mengasah keterampilan. Begitulah rutinitas santri Pondok pesantren Darul Falah Besongo lakukan, sembari mengisi waktu libur mereka. Mereka memaksimalkan waktu liburnya dengan cara menambah ilmu yang di fasilitas oleh pondok. Dengan pelatihan life skill untuk menambah bekal ketika mereka sudah terjun langsung di masyarakat nanti. Keterampilan yang diajarkan dari pesantren Besongo sangatlah bervariasi. Mulai dari memasak masakan tradisional untuk kelas 1 putra-putri, kue tradisional untuk kelas 2 putra-putri, aneka jajanan pasar untuk kelas 3 putra-putri, menjahit, manik-manik, baki lamaran, dan sablon. Keterampilan-keterampilan tersebut juga dipandu oleh orang-orang yang telah profesional dan bergulat dalam bidangnya.
Salah satu contohnya yaitu keterampilan sablon yang diikuti oleh santri putra Besongo. Mereka dipandu langsung oleh Bapak Darmawan yang telah menjalani bisnis sablon selama kurang lebih 18 tahun. Beliau bercerita ” Dengan menekuni profesi tersebut, saya bisa menghidupi 5 anak dan istri saya ” ujar beliau di sela mengajarkan teknik sablon. Kali ini beliau mengajarkan teknik menyablon untuk syal. Dengan menggunakan media yang seperti biasanya, namun dengan kesulitan yang berbeda. Butuh kesabaran dan ketelitian agar menemukan titik tengah dalam menyablon syal tersebut. Kemudian untuk minggu depan setelah syal selesai, beliau akan mengajarkan cara menyablon bendera dan umbul-umbul.
Pak Nanan ( sapaan akrab Pak Darmawan oleh para santri ) beliau adalah sosok pengusaha yang benar-benar profesional. Manis pahitnya dunia kerja sudah beliau rasakan. Pelajaran dari sosok Pak Nanan yang dapat diambil ialah, ketika belajar tak mengenal lelah, dan selalu menambah ilmu dimanapun dan dengan siapapun. Karena ilmu di hasilkan dengan jalan yang tak terduga. (Rizal-red)