Be-songo.or.id

Dari Nama ke Makna: Hari Kedua Strategic Planning Kabinet Mumtaz

Semarang- Minggu (16/11/ 2025) Hari ke-2 kebinet Mumtaz melanjutkan agenda Strategic Planning dengan antusias dari pagi hingga malam hari, yang bertempat di asrama C13. Acara tersebut didatangi oleh 3 pemateri langsung yaitu pembina dan demisioner pengurus pesantren. Salah satu materi yang disampaikan adalah Team Building, yang diawali dengan sesi perkenalan antaranggota pengurus.

Dalam kesempatan kali ini Ustadz Aufa menyampaikan beberapa poin penting kepada seluruh pengurus sebagai penguatan bonding dalam kepengurusan. “Salah satu fondasi utama dalam membentuk team building yang kuat adalah dengan mengenal anggota tim terlebih dahulu,” tegasnya.

Beliau menambahkan bahwa tiga aspek tersebut yaitu kerjasama, komunikasi, dan kepercayaan. Hal tersebut merupakan pondasi awal yang wajib dimiliki setiap pengurus. Tanpa adanya saling mengenal dan memahami antaranggota, kepengurusan sulit mencapai harmoni dalam pelaksanaan program kerja.

Melalui penguatan hubungan interpersonal inilah, beliau  berharap Kabinet Mumtaz dapat membangun tim yang solid, efektif, dan siap menjalankan amanah sepanjang periode kepengurusan.Beliau juga menekankan bahwa keberhasilan sebuah acara besar janganlah merasa one men show, atau overclaim. “Semua aspek itu penting dan sama rata, tidak ada namanya bidang yang lebih baik. Maka dari itu, penting sekali bagi seluruh pengurus untuk saling menghargai dan tidak menghakimi antaranggota.”

Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya menjaga sikap dalam menghadapi dinamika kepengurusan. Beliau mengingatkan bahwa kegiatan ini mengajarkan para pengurus untuk tidak saling menyalahkan ketika muncul suatu permasalahan, terutama yang berkaitan dengan komunikasi. Menurutnya, persoalan komunikasi merupakan hal yang wajar terjadi dalam sebuah organisasi, namun tetap harus disikapi dengan bijak.

Dalam pemaparannya, beliau juga menegaskan bahwa setiap pengurus perlu berhati-hati dalam berbicara, karena tutur kata yang kurang tepat dapat memicu kesalahpahaman dan melemahkan keharmonisan tim. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengontrol diri, memahami situasi, serta memilih kata yang baik menjadi bagian penting dari upaya membangun kerja sama dan kepercayaan antar pengurus.

Beliau juga turut menegaskan bahwa keberhasilan internal organisasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan setiap pengurus dalam menerima perbedaan sudut pandang. ”keberagaman bukanlah hambatan, melainkan potensi yang dapat memperkaya ide dan memperluas cara pandang tim.” Menghargai perbedaan inilah yang akan mendorong lahirnya inovasi dan kreativitas.

Beliau juga menambahkan bahwa keberhasilan organisasi tidak hanya dibangun melalui solidaritas, kerja sama, dan kepercayaan antarpengurus, tetapi juga membutuhkan ridha dan doa dari para pengasuh. ”Sebesar apa pun usaha yang dilakukan, tidak akan mencapai hasil yang benar-benar mumtaz tanpa keberkahan doa dari Abah dan Umi.” Dengan doa dan restu beliau, segala program dan langkah kepengurusan insya Allah akan diberikan kemudahan dan kelancaran.

Oleh: Bintang Diqri Hidayatullah (Santri Pondok Pesantren Darul Falah Besongo)

REKOMENDASI >