Sabtu, (15/02/2025) Besongo Online, tim Jurnalistik Pesantren Darul Falah, menggelar acara bedah buku yang berjudul “Bertuhan Bersama Dalail Al-Khairat”. Bedah buku yang bertempat di Madin Raudlatul Jannah ini menjadi rangkaian terakhir kegiatan PASCALIB. Pada kesempatan kali ini, Besongo Online mengahadirkan Prof. Dr. Hj. Arikhah, M.Ag sebagai penulis buku, yang juga pengasuh Pesantren Besongo dan Dr. Sulaiman, M.Ag. sebagai pembandingnya. Acara ini menjadi upaya untuk meningkatkan literasi para santri Besongo sekaligus memantapkan santri untuk tirakat dengan ‘Dalail’.
Acara bedah buku 2025 diikuti oleh seluruh santri serta dihadiri oleh pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo, Prof. Dr. KH. Imam Taufik, M.Ag., serta dewan asatidz.
Farhan Nur Maulana selaku ketua panitia menyampaikan harapannya kepada seluruh santri agar setelah mengikuti bedah buku ini dapat meningkatkan minat literasi para santri Darul Falah Besongo.
“Dari adanya acara bedah buku ini semoga minat literasi santri temen-temen semua bisa meningkat. Lalu mendapatkan ilmu dan mengetahui lebih jauh apa itu tirakat Dalail al-Khairat,” buka Farhan Nurmaulana.
Buku “Bertuhan bersama Dala’il Al-Khairat” mengajak para pembacanya untuk menempuh jalan menuju cintanya Allah melalui berselawat kepada kekasihnya, Nabi Muhammad Saw.. Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo dalam sambutannya menyampaikan bahwa Dala’il intinya itu selawat dan intinya selawat itu adalah kelembutam, kejernihan hati, kesantunan fikir dan hati. Hakikat selawat menurut beliau adalah sebagai tangga atau wasilah agar terkoneksi kepada Allah. Yakni, senjata untuk mikrajnya seorang hamba kepada penciptanya. Abah Imam, sapaan dari para santri, kemudian mengatakan,
“Mudah-mudahan setelah adanya acara bedah buku ini akan banyak santri Besongo yang bisa mengamalakan Dalailul Khairat. Lalu melakukan transmisi sanad karena dalail tidak bisa di ijazahkan secara online,” pesan Abah Imam memantapkan tekad santri.
Para santri menyimak dengan sangat antusias pemaparan dari Umi Arikhah, selaku penulis buku. Beliau menjelaskan, inti dari Dalail al-Khairat adalah kumpulan selawat dan doa, termasuk doanya para nabi. Kitab Dalail kompilasi selawat dari Imam Abi Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli, menurut beliau dapat menghubungkan frekuensi kepada para nabi, malaikat bahkan seluruh alam bagi para pengamalnya.
Arikhah juga menjelaskan mengenai beberapa varian para pengamal Dalail Khairat.
“Cara mengamalkan selawat Dalail ini juga variatif. Ada yang sehari khatam, munfaridan. Ada khatam per pekan sesuai hizb perharinya. Ada yang berjamaah dibagi begitu, kaya khataman, saat ada hajat tertentu sampai dengan tirakat puasa dahr (tahunan),” papar Arikhah yang juga pengurus JP3M.
Dr. Sulaiman, M.Ag., dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang, memberikan apresiasi atas terbitnya buku ini. Menurutnya, buku ini berani menyampaikan bahwa untuk dekat dengan Tuhan, ada banyak cara, termasuk dalam keberagamaan muslim.
Selain itu, Sulaiman juga menyampaikan beberapa catatan pengalamannya setelah membaca buku field research penulis.
“Baru melihat cover saja, buku ini sudah mencakup banyak makna, termasuk provokatif (upaya mengajak) pembaca untuk bertuhan -maksudnya beragama- melalui sholawat Dalail,” buka Sulaiman.
Sulaiman, dosen tasawuf yang bercita-cita menulis 100 buku, juga menyampaikan objektifitas penulis dalam menyusun buku Dalail ini.
“Nah, bu Arikhah ini kan ketika penelitian meski termasuk ‘bagian’ dari subjek penelitian, beliau tetap berdiri mengambil jarak sebagai peneliti, sehingga hasil risetnya tidak subjektif. Sebaliknya, apa adanya, objektif sebagai peneliti,” tambah Sulaiman.
Dosen asli Kumai, Kalimantan juga berpesan kepada santri agar berlatih membaca dengan metode deep reading. Lebih jauh, menurutnya, santri perlu untuk membiasakan diri dengan menulis, mulai dari catatan harian yang ringan.
“Santri-santri ini kalau bisa untuk menulis, apa yang kalian temui, lagi di mana dan bagaimana, tulis saja di catatan gitu, kasih tanggal. Singkat-singkat tidak apa. Nanti dikumpulkan jadilah satu buku,” pesannya memberikan motivasi santri.
Setelah pemaparan dari penulis dan pembanding, dilanjutkan dengan dialog dengan peserta beda buku. Laporan tim redaktur bersama panitia, ada keterbatasan waktu yang sebenarnya mungkin dialog bisa lebih lama. Oleh karenanya, hanya ada tiga penanya yang diberikan kesempatan.
Oleh: Siti Aniqotussolehah (Santriwati Ponpes Darul Falah Besongo)
Editor: Zakiyah Kibtiah