Rangkaian kegiatan Pasca Liburan (Pascalib) 2023 kali ini pelatihan Desain Grafis. Bertempat di teras Madin Perumahan Bank Niaga, peserta antusias mengikutinya dengan Narasumber Harish Ashfa El Hakim. Rabu (08/02/2023).
Disampaikan, untuk mempelajari desain grafis perlu mengetahui konsep desain. Diantaranya elemen, typography (teknik penyusunan huruf agar menjadi bentuk yang menarik), tools (software yang digunakan untuk mendesain), color (ketepatan memilih warna dalam desain), dan branding (bergerak di dalam sebuah komunitas atau organisasi). Dalam konsep color harus tepat dalam pemilihan warna, karena kalau desainnya sudah bagus sekalipun, tetapi salah memilih warna, maka desain menjadi tidak menarik lagi.
“Yang penting kita tau desain ini mana yang baik, mana yang tepat, dan mana yang tidak. Karena sekarang sudah banyak desain yang tersebar di media sosial yang tidak sesuai dengan prinsip desain. Jadi, desain itu ada aturannya, tidak asal jadi,” ucap CEO PT Aish Media Group.
Haris Ashfa menjelaskan berbagai kategori desain, diantaranya: printing, branding, produk, logo, packaging, multimedia, dan lain sebagainya. “Temen-temen disini kalau ingin terjun di dunia desain grafis secara profesional, sebisa mungkin harus ada satu jenis desain yang dikuasai, agar bisa menjadi karakteristik diri kita sendiri,” imbuhnya.
Lebih lanjut, peran desain grafis bukan soal komunikasi saja, tapi kita memulai dari mindset menjadi seorang desainer. Beberapa hal mengenai desain yang baik, salah satunya estetik. Estetik yang dimaksud ini adalah dari penempatan layout (tata letak atau penempatan) dari awal sampai akhir itu sudah pas dan terlihat menarik.
Dijelaskan ada dua jenis warna yang dapat digunakan dalam desain visual dan juga printing, yaitu RGB (Red Green Blue), jenis ini biasanya digunakan untuk mendesain pamflet online yang biasa disebar melalui media sosial dan CMYK (Cyan Magenta Yellow Black) digunakan untuk desain printing, seperti desain banner, majalah dan lain sebagainya. Kalau salah memilih jenis warna dalam desain, maka hasilnya juga berantakan.
Di akhir penyampaian materi, Haris Ashfa mengajak peserta untuk menganalisa sebuah pamflet. Di sini peserta diajak berpikir dan juga mengamati dengan teliti di mana letak kesalahan dari pamflet tersebut. Karena jika dilihat sekilas, pamflet tersebut terlihat biasa saja dan tidak ada kesalahan. Setelah dianalisa ternyata masih banyak letak kesalahan dalam pamflet tersebut, mulai dari perpaduan warna antara teks dan background, ukurannya, dan lain sebagainya. Peserta juga diberi penjelasan, bahwa membuat pamflet itu juga harus tepat ukurannya, perpaduan warnanya pas atau tidak, serta tata letaknya itu sudah pas atau belum.
“Kita sebagai desainer atau orang yang membuat konten harus terbiasa dengan menganalisa. Yang artinya kita membuat desain itu harus sesuai targetnya siapa, warnanya cocok atau enggak,” pungkasnya.
Oleh: Savitri Nurudzaati Al-Kautsari (Santri Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang dan Mahasiswa UIN Walisongo Semarang)
Editor: Amrina Rosyada