Budaya memperingati peristiwa Isra Mikraj masih diperingati dan dilestarikan sampai saat ini di beberapa daerah di Indonesia. Budaya ini diperingati dengan berbagai tradisi yang berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat. Tujuan memperingati Isra Mikraj adalah mengambil hikmah dari peristiwa tersebut.
Histori Perjalanan Isra Mikraj
Peristiwa Isra Mikraj dianggap membingungkan karena sulit diterima oleh akal manusia. Dimulai dengan kesedihan Baginda kita Nabi Muhammad Saw karena mengalami penentangan hebat oleh masyarakat Makkah, kemudian disusul meninggalnya paman beliau Abu Thalib dan sang istri tercinta yaitu Khadijah.
Persiapan memandang Allah atau disebut peristiwa Isra pun terjadi secara singkat pada suatu malam ketika Rasulullah didatangi oleh malaikat Jibril yang mengendarai Buraq. Kemudian Rasulullah pun menuju sumur zam-zam. Dan di sanalah Malikat Jibril membelah dada Rasulullah dan mensucikan hati beliau mengggunakan air zam-zam agar hati beliau dipenuhi oleh iman. Setelah itu Rasulullah melanjutkan perjalananya menuju Masjidil Aqsa dengan mengendarai buraq bersama Malaikat Jibril. Inilah yang disebut dengan perjalanan Isra.
Setelah Isra selesai, Rasulullah melanjutkan perjalananya dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha. Disetiap tingkatan langit Rasulullah bertemu dengan nabi-nabi terdahulu. Negosiasi dengan Allah pun dimulai ketika Rasulullah tiba di Sidratul Muntaha dan mendapatkan perintah salat sebanyak 50 kali. Sampai akhirnya diputuskan salat menjadi 5 waktu ketika Rasulullah menyimpuhkan dirinya menghadap Allah yang kesembilan kali (Miswari and Fahmi 2019). Perjalanan inilah yang disebut dengan Mikraj.
Hikmah Perjalanan Isra Mikraj
Berdasar pada peristiwa yang melatar belakangi perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw, terdapat ulama yang berpendapat bahwa hikmah peristiwa Isra Mikraj ini untuk menghibur Rasulullah Saw. yang saat itu tertimpa kepedihan akibat kepergian dua orang tersayang beliau (Febiantoni 2022). Namun terlepas dari itu kita juga dapat mengambil beberapa hikmah dari peristiwa Isra Mikraj, diantaranya:
- Hukumnya wajib bagi seluruh umat Islam untuk melaksanakan salat fardu lima waktu. Salat lima waktu sebagai ibadah yang harus diutamakan dan dilakukan oleh siapapun yang telah mengikrarkan diri sebagai seorang muslim tanpa memandang status sosial, ekonomi. Serta tidak dapat diwakilkan kepada orang lain dan tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun.
- Meningkatkan keimanan kita karena kita meyakini semua kuasa serta semua kehendak Allah Swt.
- Dari peristiwa Isra Mikraj kita juga dapat meyakini bahwa Rasulullah saw adalah utusan Allah yang membawa semua perintahNya.
- Meyakini bahwa setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan dari Allah, dimana setiap cobaan tersebut juga dapat meningkatkan keimanan kita atas kuasa Allah Swt. seperti Rasulullah yang di-Isra-kan dan di Mikraj-kan oleh Allah setelah mendapatkan kesedihan yang luar biasa.
- Kita dapat mengambil banyak hal baik, termasuk kuasa Allah yang akan membalas semua kebaikan dan keburukan kita sesuai dengan perbuatan yang kita lakukan.
- Jelas sekali kita dapat melihat semua kebesaran Allah melalui peristiwa Isra Mikraj ini.
- Hikmah yang dapat kita ambil juga kita dapat menjadikan peristiwa Isra Mikraj ini sebagai pondasi tauhid dalam diri kita, para pendidik bahkan orang tua (Yunita 2021).
Oleh: Dora Lathifa Nurwachida (Santri Ponpes Darul Falah Besongo)
Editor: Zakiyah Kibtiah