Kitab ayyuhal walad atau juga dikenal dengan ar-risalatul waladiyyah merupakan kitab karangan Al-Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Al-ghazali, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Imam Al-ghazali. Kitab ini ditulis sebagai jawaban atas sebuah surat yang dikirim oleh murid beliau yang sangat mencintainya. Di dalam suratnya, murid tersebut meminta kepadanya untuk menuliskan sebuah surat yang berisikan suatu nasihat yang ditujukan khusus kepadanya, walaupun murid tersebut yakin bahwa isi dan kandungan surat pasti sudah termaktub di dalam kitab-kitab karangan beliau. Lalu dengan murah hati Imam Al-ghazali rahimahullahu taala menjawab surat dari muridnya tadi dan memberikan beberapa nasihat yang sangat mulia.
Lima Nasihat Imam Al-Ghazali
Dalam kitab ini terdapat kurang lebih 25 nasihat yang dituliskan oleh Imam Al-Ghazali. Beliau juga mengemukakan bahwa semua nasihat ini berasal dari sumber al-qur`an dan hadist rasulullah shallallahu `alaihi wasallam. Oleh sebab itu, nasihat-nasihat ini tak hanya penting untuk membangun cita-cita di dunia saja tetapi juga penting untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak.
Berikut diantara pesan utama yang terkandung dalam kitab ayyuhal walad: pertama, ilmu tanpa amal tidaklah bermanfaat karena seseorang yang mengetahui hukum-hukum agama tetapi tidak menerapkannya seperti orang sakit yang mengetahui obatnya tetapi enggan mengonsumsinya.
Kedua, keikhlasan dalam beribadah karena keikhlasan adalah kunci dari diterimanya amal. Seorang hamba harus memastikan bahwa segala ibadahnya hanya untuk mencari ridho Allah dan setiap amal yang dilakukan karena riya` atau karena ingin dipuji manusia, maka tidak akan ada nilainya di sisi Allah.
Ketiga, meninggalkan dunia yang melalaikan karena Hubbud Dunya atau mencintai duniayang berlebihan akan menghalangi seseorang dari jalan menuju Allah, terlebih dunia hanyalah tempat persinggahan yang bersifat sementara.
Keempat, Menjaga hati dari penyakit rohani seperti riya` sombong, hasad, dan hubbud dunya yang berlebihan. Ibadah lahiriyah tanpa disertai hati yang bersih tidak akan membawa keberkahan.
Kelima, pentingnya guru dan bimbingan rohani. Seorang pencari ilmu harus memiliki seorang guru yang dapat membimbingnya, bukan hanya dari aspek keilmuan, tetapi juga dalam perjalanan spiritual.
Surat ini yang pada dasarnya ditujukan oleh Imam Al-ghazali khusus untuk muridnya. Tetapi, isi dan kandungan dalam nasihat-nasihatnya sangat diperlukan oleh semua lapisan masyarakat, baik tua atau muda, juga guru ataupun murid. Karena nasihat-nasihat yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali ini sangat penting bagi mereka yang mau membangun cita-cita untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
Relevansi Lima Nasihat Imam Al-Ghazali dengan Kehidupan Gen-Z
Gen-Z sebagai generasi yang lahir dan tumbuh di era globalisasi banyak dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman secara cepat, baik dalam teknologi ataupun tren sosial. Bahkan internet telah menjadi bagian integral dari kehidupan gen-z. Mereka tumbuh dengan ponsel pintar, media sosial, dan konektivitas tanpa batas. Hal ini yang menjadikan generasi ini lebih open minded terhadap kemajuan zaman baik dari aspek pendidikan, sosial, dan sebagainya.
Disamping memberikan banyak kemudahan bagi gen-z, kemajuan zaman ini juga tentunya membawa dampak negatif bagi mereka. Di antaranya dalam dunia internet para gen-z rentan mengalami perundungan atau bullying daring, tekanan untuk tampil sempurna di media sosial, kecanduan layar, bahkan tuntutan untuk melakukan tren tanpa mengetahui esensi dari hal yang dilakukannya. Sehingga tidak sedikit juga dari mereka yang pada akhirnya tergerus dan terlena oleh arus globalisasi yang begitu cepat, bahkan tidak lagi memfilter dan memilah prilaku yang benar-benar baik untuk diterapkan.
Mengenai hal ini, lima nasihat Imam Al-Ghazali yang telah disebutkan sebelumnya sangat relevan untuk dijadikan pegangan bagi setiap orang tanpa terkecuali para gen-z. Nasihat tersebut dapat menjadi pengingat bahwa esensi dari kehidupan di dunia adalah untuk mencapai rida Allah Swt., dengan terus melakukan ibadah dengan ikhlas dan juga meninggalkan cinta yang berlebihan terhadap dunia. Tetapi hal ini memang bukan perkara yang mudah untuk dilakukan, maka dari itu Imam Al-Ghazali juga memberikan nasihat mengenai pentingnya sosok guru yang dapat membimbing dalam perjalanan kehidupan seseorang tersebut.
Oleh: Aldiva Manzilatul Khoiriah (Santriwati Ponpes Darul Falah Besongo)
Editor: Zakiyah Kibtiah