Be-songo.or.id

Santri Beraksi, Santri Peduli

Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52367041
Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52367041

 

(Oleh: Nurul Fadhilah Nisa’)*

Be-songo.or.id – Saat ini kita telah digegerkan oleh sebuah masalah yang sangat memusingkan bagi semua orang. Makhluk kecil tak kasat tersebut bernama COVID-19 (Corona Virus Diesease 2019) atau yang lebih dikenal dengan Virus Corona. Virus yang berasal dari Wuhan China telah menyebar sampai ke berbagai penjuru dunia termasuk negara kita Indonesia. Kedatangan virus ini membuat masyarakat sangat resah dan ia bahkan telah memakan banyak korban. Tak peduli tua, muda, kecil, besar, pendek, tinggi, anak-anak, dewasa dan lain sebagainya Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.

Penularan virus ini dari manusia ke manusia. Dan penyebarannya sangat mudah yaitu dengan melakukan kontak langsung orang yang sudah terpapar virus tersebut atau bisa juga dengan menyentuh barang yang telah tersentuh oleh orang yang telah terpapar virus tersebut. Benda yang rawan sekali menyebarkan virus corona biasanya benda yang sering digunakan banyak orang seperti gagang pintu, saklar, kran, meja, kursi, dsb.

Pemerintah Indonesia saat ini sangat disibukkan dengan adanya pandemi ini. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Seperti contoh lockdown wilayah, pemberlakuan social distancing dan phisical distancing, aksi bagi-bagi masker dan hand sanitizer, penyemprotan disenfektan disepanjang jalan, di rumah-rumah warga, dsb. Dan untuk lebaran tahun ini masyarakat dihimbau untuk tidak mudik ke kampung halaman terlebih dahulu.

Selain itu juga untuk kegiatan peribadatan dihentikan sementara. Untuk kaum muslim sementara tidak melaksanakan sholat jum’at di masjid terlebih dahulu, kegiatan majlis sholawat dan istighosah pun juga ditiadakan untuk sementara. Kegiatan untuk kaum Nasrani, Hindu, Budha, dan Khonghucu pun sama demikian. Kegiatan yang melibatkan masa lebih dari 30 orang itu dilarang pemerintah.

Tak hanya sampai disitu, kegiatan pembelajaran juga digangu dari yang mulanya tatap muka menjadi pembelajaran daring di rumah. Dari sekolah dasar sampai bangku perkuliahan semuanya dilakukan dengan cara daring. Jadi tidak ada ada kata libur. Meskipun dirumah tapi tetap belajar dan mendapat tugas.

Begitu pula dengan pesantren. Pemerintah juga memberi kebijakan tersendiri untuk warga pesantren. Semua santri dihimbau untuk pulang ke rumah masing-masing dan tidak boleh kembali sampai waktu yang belum ditentukan. Hal ini merupakan kesedihan tersendiri bagi seorang ketika ia harus meninggalkan tempat ternyaman mereka. Tangis haru mengiringi kepulangan mereka.

Alasan mereka dipulangkan tidak lain karena untuk mencegah merebaknya wabah Virus Corona ini. Pesantren yang identik dengan banyak orang ini akan sagat mudah sebagai sarana penyebaran virus ini. Meskipun benar bahwasanya lingkup pesantren selama tidak ada orang yang keluar masuk area pesantren sembarangan mereka akan aman. Tapi guru-guru yang mengajar dipensantren tentunya banyak yang dari luar pesantren. Dan itu yang dikhawatirkan akan membawa dampak ke lingkungan pesantren. Maka dari itu kita sebagai warna Negara Indonesia sudah seharusnya patuh terhadap kebijakan pemerintah. Dan menganggap semua ini adalah bentuk ikhtiar kita menghadapi pandemi wabah Corona ini.

Sebelum pulang ke rumah santri melaksanakan prosedur keamanan dan keselamatan terlebih dahulu. Seperti penyemprotan disenfektan ke badan santri dan santri diwajibkan untuk menggunakan masker selama diperjalanan. Tak hanya itu, santri juga diantarkan oleh bus dari pondok pesantren masing-masing.

Pada zaman yang sudah modern ini semuanya serba mudah. Santri yang identik dengan kesederhanaan dan kekolotannya sekarang sudah tidak lagi. Dengan adanya pandemi Corona ini santri diberlakukan pengajian di rumah masing-masing. Jika tidak membawa kitab dari pondok bisa download kitab di internet berupa pdf, ngaji melalui media sosial seperti live streaming instagram, whatsapp group, google classroom, zoom, dsb. Semuanya serba mudah dan instan dengan kemajuan zaman ini.

Berada di rumah tak menghalangi santri untuk tetap produktif belajar. Memang bosan ketika terbiasa hidup bersama di pesantren penuh hiruk pikuk suara canda, tangis, dan tawa itu dan ketika di rumah suasana menjadi lengang. Maka dari itu untuk mengusir rasa bosan tersebut santri dapat melakukan hal positif. Hal-hal yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Dan tentunya juga menjaga diri dari persebaran Virus Corona ini. Seperti membuat disenfekten sendiri, membuat hand sanitizer dari bahan alami yang mudah didapat, melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan bersama warga desanya.

Hal positif lainnya dapat berupa diskusi online dengan teman sesama pesantren atau warga desa. Selain itu juga dapat melaksanakan khataman online dan hal positif lainnya secara online. Dan kalau bisa jangan keluar rumah apabila tidak ada kegiatan yang tidak mendesak.

Zaman sekarang banyak anak muda yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk nongkrong di luar rumah seperti di warung kopi atau sekedar guyonan dipinggir jalan. Mereka keluar hanya untuk kesenangan mereka sendiri. Seperti bermain game online atau sekedar ngopi. Dan seorang santri tentunya harus berbeda dengan orang yang bukan santri.

Seorang santri sudah seharusnya tahu kegiatan yang baik dan pantas untuk dia lakukan dan yang tidak dia lakukan. Dan harus menjadi contoh yang baik untuk masyarakat. Kalau memang belum bisa untuk dijadikan panutan setidaknya dia tidak melakukan hal negatif. Karena secara tidak langsung orang berpandangan bahwa seorang santri adalah orang yang mengetahui ilmu agama.

*Juara 3 Lomba Artikel Akhirusanah 2020 (Mahasiswi Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Walisongo Semarang & Mahasantri Darul Falah Besongo Semarang)

REKOMENDASI >