Be-songo.or.id

Haji dan Umrah Bukan Sekadar Berangkat: Sudahkah Fisik dan Mental Anda Siap?

Ibadah haji dan umrah adalah panggilan suci dari Allah, sebuah kesempatan istimewa yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih. Dalam Islam, jamaah haji dan umrah disebut sebagai Duyufur Rahman, yaitu tamu-tamu Allah yang mendapatkan kehormatan untuk beribadah di Tanah Suci. 

Naila Faiza, S.Pd, sebagai pemateri dalam seminar ini, mengungkapkan “Ibadah haji dan umrah bukan sekadar tentang kemampuan finansial, tetapi juga tentang kemauan dan usaha. Ketika seseorang benar-benar memiliki keinginan yang kuat serta berusaha dengan sungguh-sungguh, Allah pasti akan membukakan jalan hingga ia dapat menginjakkan kaki di Tanah Suci.” Ungkapan ini menunjukkan bahwa selain kemampuan finansial, keinginan kuat dan usaha yang sungguh-sungguh juga menjadi faktor utama dalam mewujudkan impian berhaji atau berumrah. Namun, untuk menjadi tamu Allah, tidak cukup hanya memiliki keinginan semata. Diperlukan usaha dan persiapan yang matang, baik secara fisik maupun mental, agar ibadah ini dapat dijalankan dengan sempurna dan penuh keberkahan.

Persiapan Fisik: Menjaga Kesehatan untuk Ibadah yang Optimal

Kesiapan fisik merupakan salah satu faktor utama dalam keberhasilan ibadah haji dan umrah. Banyak jamaah yang tidak menyadari bahwa ibadah haji dan umroh lebih banyak aktifitas fisik daripada amaliyah berupa doa dan bacaan, yang semuanya membutuhkan tenaga dan daya tahan tubuh yang baik. Rangkaian ibadah seperti tawaf mengelilingi Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwah, serta perjalanan menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina bukanlah hal yang ringan, terutama bagi yang tidak terbiasa dengan aktivitas fisik yang cukup intens.

Rukun-rukun dalam haji dan umrah harus dilaksanakan dengan sempurna. Jika ada salah satu rukun yang tidak terpenuhi, maka ibadah tersebut menjadi tidak sah. Berikut adalah rukun-rukun yang wajib dilaksanakan:

  • Rukun Umrah: Niat, ihram, tawaf, sa’i, tahallul, dan tertib.
  • Rukun Haji: Niat, ihram, wukuf di Arafah, tawaf ifadhah, sa’i, tahallul, dan tertib.

Karena adanya kewajiban ini, seorang calon jamaah harus mempersiapkan kondisi fisiknya jauh sebelum keberangkatan. Rutin berjalan kaki, menjaga pola makan sehat, serta mengatur pola tidur adalah langkah-langkah yang dapat membantu tubuh tetap prima saat menjalankan ibadah di Tanah Suci. Sehingga dapat menjalani ibadah tanpa kendala dan menggapai kekhusyukan ibadah.

Persiapan Mental: Menata Hati dan Niat dengan Ikhlas

Selain fisik, persiapan mental juga tidak kalah pentingnya. Mental dalam ibadah haji dan umrah sering disebut dengan nafs atau ruh, karena aspek ini berkaitan dengan kesiapan jiwa seseorang dalam menjalankan ibadah yang penuh tantangan. Bekal terbaik dalam perjalanan ini adalah Takwa. Tanpa ketakwaan, ibadah haji dan umrah bisa berubah dari perjalanan untuk ibadah menjadi sekadar perjalanan wisata ke luar negeri          

Salah satu ujian terbesar dalam ibadah ini adalah keikhlasan. Tidak dapat dipungkiri, ibadah haji dan umrah adalah ibadah yang sering kali rawan dari niat yang kurang murni. Ada yang berangkat dengan niat sekadar gengsi, pamer status sosial, atau bahkan hanya untuk sekadar memenuhi kewajiban tanpa menghadirkan hati dalam ibadahnya. Oleh karena itu, menata niat agar semata-mata karena Allah adalah hal yang sangat penting. Selain itu, menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia menjadi kunci dalam mengelola mental selama ibadah. Perjalanan ke Tanah Suci sering kali penuh ujian, baik dari segi kenyamanan, antrean panjang, hingga perbedaan budaya dengan jamaah dari berbagai negara. Kesabaran dan keikhlasan sangat diperlukan agar ibadah tetap berlangsung dengan tenang dan khusyuk.

Haji dan umrah bukan sekadar perjalanan biasa. Lebih dari itu, keduanya adalah perjalanan ibadah yang membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang maksimal. Fisik yang sehat akan membantu menjalankan setiap rukun dengan sempurna. Sementara mental yang kuat dengan niat yang lurus akan membawa ketenangan dalam ibadah. Jangan sampai kurangnya persiapan mengurangi kekhusyukan ibadah. Persiapkan diri sebaik mungkin, agar ibadah haji dan umrah menjadi pengalaman yang penuh makna dan membawa keberkahan dalam hidup.

Oleh: Lena Widia Astuti (Santriwati Ponpes Darul Falah Besongo)

Editor: M. Faiq Azmi

REKOMENDASI >