Yogyakarta, kota pelajar yang selalu mempesona kini punya permata baru yang tak hanya menarik hati para pencari ilmu, tetapi juga para penikmat keindahan. Hadirnya Al Azhar Yogyakarta World Schools (AYWS) lebih dari sekadar sekolah, AYWS telah bertransformasi menjadi magnet edu-tourism. Sebuah oase di mana nilai-nilai Islam, pendidikan berkelas dunia, dan arsitektur modern berpadu menjadi sebuah simfoni belajar yang tak hanya cerdas, tetapi juga memanjakan mata. Bayangkan, sebuah ekosistem pendidikan yang tak hanya menjanjikan keunggulan akademik, tetapi juga menginspirasi dan begitu fotogenik.
Visi pendiriannya begitu mulia: mencetak generasi berakhlak karimah dengan daya saing global. Tak heran jika AYWS kini menjadi incaran berbagai institusi pendidikan, dari Sabang sampai Merauke, bahkan hingga mancanegara. Mereka datang untuk studi banding, studi tiru, pertukaran pelajar, atau menjalin kolaborasi internasional. Bukan hanya kurikulum inovatifnya yang jadi daya pikat, tapi juga lingkungan kampus yang begitu memukau—tempat sempurna untuk menimba ilmu sambil mengabadikan momen.
Dua Kampus, Dua Kisah Inspirasi
AYWS memilik dua mahakarya pendidikan, yaitu Kampus Sleman 1 di Monjali dan Kampus Sleman 2 di Gamping. Keduanya bukan hanya rumah bagi siswa TK hingga SMA, tetapi juga laboratorium pendidikan terbuka bagi mahasiswa, santri, dan komunitas global.
Pekan lalu, AYWS kembali mengukuhkan posisinya sebagai jantung edu-tourism Yogyakarta dengan dua kunjungan besar. Pertama, pada jumat, 20 Juni 2025 lalu, delegasi Palang Merah Remaja (PMR) Singapura singgah di Kampus Sleman 1. Kedua, sehari setelahnya yaitu pada sabtu, 21 Juni 2025, gemuruh semangat 300 mahasiswa UIN Walisongo Semarang, yang juga santri Pondok Pesantren Darul Falah Besongo, memenuhi Kampus Sleman 2. Kedatangan mereka semakin istimewa karena ditemani langsung oleh Prof. Dr. Imam Taufiq, mantan Rektor UIN Walisongo yang juga pengasuh Ponpes Darul Falah Besongo.
Dua kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi biasa. Ini adalah jembatan pertukaran nilai, pengalaman, dan gagasan lintas budaya, agama, dan negara. Dalam waktu dekat AYWS juga akan menyambut tamu dari negeri Jiran, Malaysia. Seperti yang diungkapkan Hafidh Asrom, Ketua Yayasan Asram sekaligus pendiri dan pengelola AYWS, bahwa AYWS telah menjadi ruang terbuka pendidikan global yang menyatukan banyak perspektif dalam harmoni keislaman.
Ketika Arsitektur Berbisik Inspirasi
AYWS bukan sekadar deretan ruang kelas, ia adalah kanvas seni bagi para pegiat fotografi dan konten kreator edukatif. Setiap sudut kampus adalah undangan untuk mengabadikan keindahan. Dari dua tower megah yang menjulang gagah, hingga interior modern yang dihiasi mural tokoh-tokoh dunia dan koridor-koridor penuh kutipan inspiratif, semuanya memancarkan daya tarik visual yang tinggi.
Spot paling ikonik? Tentu saja Landmark Bola Dunia dan Air Mancur di Kampus Sleman 2. Tak terhitung berapa banyak mahasiswa, pelajar, atau tamu mancanegara yang menjadikannya latar wajib untuk berfoto sua ketika berkunjung kesana. Bola bumi yang bersemayam di tengah air mancur ini bukan sekadar hiasan, ia adalah simbol semangat AYWS untuk mencetak muslim yang siap menyebarkan rahmat dan ilmu ke seluruh penjuru dunia.
Untuk mengukuhkan perannya sebagai destinasi edu-tourism, AYWS juga terus berinovasi menghadirkan fasilitas pembelajaran yang tak hanya unggul, tetapi juga unik dan terbuka bagi publik. Berbagai laboratorium tematik kini tengah digarap, siap menjadi wadah eksplorasi ilmu yang tak terbatas. Menurut Hafidh Asrom, AYWS adalah satu-satunya sekolah di Indonesia yang memiliki spektrum laboratorium seluas dan sekaya ini. Laboratorium yang tersedia di AYWS dianyaranya:
- Laboratorium alam untuk menyelami sains berbasis ekologi dan konservasi.
- Laboratorium enterpreneur dan Technopreneur untuk menempa jiwa bisnis dan inovasi sejak dini.
- Laboratorium politik dan kepemimpinan untuk belajar demokrasi dan etika kepemimpinan dari sumbernya.
- Laboratorium Big Data dan kecerdasan buatan untuk mengarungi lautan teknologi masa depan.
- Driving Range Mini Golf yang tidak hanya berfungsi untuk tempat olahraga, tapi juga arena pelatihan etika sosial dan disiplin diri.
- Laboratorium media sebagai pusat pelatihan jurnalistik dan penyiaran digital.
Dari Sebuah Mimpi Menjadi Realitas Global
Kesuksesan AYWS hari ini bukan sulap, bukan pula sesuatu yang instan. Ia lahir dari benih mimpi panjang Drs. HA Hafidh Asrom MM, seorang tokoh pendidikan yang sejak 1975 telah memendam niat mulia membangun pesantren dan sekolah Islam modern. Perjalanannya dimulai dengan KB-TK Islam Al Azhar 31 pada 2005, lalu beranak pinak ke jenjang SD, SMP, hingga SMA. Titik balik penting terjadi pada 2014, saat Hafidh Asram melakukan studi banding ke Finlandia dan Turki. Disana ia menggali konsep pendidikan terbaik dunia, yang kemudian menghasilkan gagasan sekolah internasional berbasis Islam dengan dirumuskan secara matang.
Tahun 2017 menjadi tonggak sejarah, Al Azhar Yogyakarta World Schools resmi berdiri sebagai world-class Islamic school yang tak hanya mengadopsi kurikulum nasional dan kurikulum Yayasan Pesantren Islam, tetapi juga kurikulum Cambridge International. Maka kemudian, di AYWS ini memadukan tiga pilar kurikulum yang seimbang, yaitu Kurikulum Nasional (Merdeka) untuk kebangsaan, Kurikulum YPI untuk karakter dan spiritualitas, serta Kurikulum Internasional (Cambridge) untuk membuka jendela dunia dan peluang studi global. Sejak 2024, AYWS bahkan telah bermitra strategis dengan Northern Illinois University (NIU), Amerika Serikat, yang mengirimkan mentor dan memberikan masukan akademik langsung.
“Jika Fathul Gullen ingin mengembalikan kejayaan Islam masa lalu, maka saya ingin mengisi kejayaan Islam masa depan,” ujar Hafidh Asrom.
Oleh: Abdussalam Bariklana (Santri Pondok Pesantren Darul Falah Besongo)