Gambar : Santri putri sedang lomba pidato bahasa Arab. (21/4) di Asrama B 5
Besongo News – Ngaliyan. Pondok Pesantren Darul Falah Besongo lanjutkan kegiatan akhirussanah, Ahad (21/4). Pidato tiga bahasa yang biasanya diadakan ketika khitobah pada setiap malam sabtu, kini dilombakan antar asrama. Pidato tiga bahasa diadakan di tiga tempat yang berbeda, yaitu pidato Bahasa Inggris di asrama B9, pidato Bahasa Arab di asrama B5, dan pidato Bahasa Jawa di asrama A7.
Urgensi santri cerdas dalam mengaji dan berorganisasi menjadi tema dalam lomba pidato kali ini. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Santri juga makhluk sosial. Salah satu cara berhubungan dengan orang lain yaitu dengan berorganisasi. Dengan berorganisasi santri bisa mengolah diri baik secara naluriah mapun secara fitrah.
“Nah, lewat organisasi meniko santri saget ngolah diri secara naluriah lan fitrah.”(Nah, melalui organisasi tersebut santri dapat mengolah diri secara naluri dan fitrah). tutur Nila Romadhoni saat pidato bahasa Jawa.
Menurut Amrina, Santri yang cerdas adalah santri yang berfikir positif, berkarakter, tekun ibadah, dan tekun belajar. Santri sekarang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sehingga santri harus bisa berorganisasi dan bisa mengaji.
“Santri sakniki dibutuhake masyarakat, antawis santri kudu saget organisasi lan saget ngaji.” (Santri sekarang dibutuhkan masyarakat, santri harus bisa organisasi dan bisa mengaji). ucap perwakilan dari asrama A7 ini.
Revolusi pesantren dan santri milenial juga menjadi tema pidato. Menurut Faiq Azmi, pesantren adalah lembaga pendidikan yang tertua di Indonesia yang sudah teruji dan sudah melewati berbagai tantangan dari abad perjuangan sampai abad milenial.
“Pondok pesantren sampun teruji, sampun nglewati macem-macem tantangan wiwit saking abad perjuangan ngantos abad milenial kados niki.”(Pondok pesantren sudah teruji, sudah meleati macam – macam tantangan mulai dari abad perjuangan sampai abad milenial sampai sekarang). jelas lurah pondok pesantren Darul Falah ini.
Revolusi adalah perubahan. Perubahan dari yang buruk menjadi baik dan dari yang baik menjadi tambah baik. Pesantren sekarang sudah bisa dan mampu menyaingi sekolah umum. Sekarang santri dituntut menjadi santri milenial tapi tetap disiplin, mandiri, bermental bagus, dan bermoral bagus.
“Ten mriki, santri dituntut dados santri milenial ingkang disiplin, mandiri, mentale sae, lan morale sae.” (Disini, santri dituntut menjadi santri milenial yang disiplin, mandiri, mental dan moral bagus). jelas Ismatul Izzah sekaligus mengakhiri pidatonya. (Daris/Rz – zed)