SEMARANG-Eksistensi santri sebagai juru kampanye agama islam sangatlah dinanti oleh masyarakat. Dikarenakan citra alumni pondok pesantren yang menduduki jabatan di pemerintah terkesan baik. Bertolak dari hal itu, Pondok Pesantren Darul Falah (PP Dafa) Be-Songo merupakan salah satu pesantren yang dinilai sukses mendidik santrinya. Hal ini disampaikan oleh Abah Iman Taufik selaku pengasuh pondok pesantren Darul Falah Be-Songo pada acara Haflah Akhirussanah dan Muwadda’ah pada Sabtu malam (06/06).
Haflah yang diselenggarakan di halaman Madrasah Diniyyah Raudhatul Jannah Perum bank Niaga Semarang ini diawali dengan pembacaan al-Qur’an juz 30 secara estavet oleh para santriwati yang akan diwisuda. Usai khataman, rebana Al Falah mengerahkan anggotanya dengan menampilkan beberapa lagu sholawat sebagai tanda acara puncak akhirussanah akan segera dimulai. Merdunya salawat yang dilantunkan sendiri oleh santriwati Dafa tersebut menarik perhatian para hadirin yang berdatangan, baik tamu undangan dari kalangan warga, mahasiswa, maupun santri-santri lain dari berbagai pesantren di sekitar Perum Bank Niaga.
“Acara akhirussanah ini tidak hanya untuk memberikan syahadah kepada para wisudawan dan wisudawati saja. Tetapi acara haflah ini merupakan kegiatan rutin pondok pesantren Darul Falah Be-Songo sebagai evaluasi pembelajaran selama di Pondok Pesantren”, tutur Hanita Masithoh selaku Lurah Pondok Pesantren Darul Falah Be-Songo dalam sambutannya.
Rangkaian acara demi acara telah terlewatkan. Wisuda merupakan acara yang paling dinanti oleh para calon wisuda. Ada 24 santri yang diwisuda, 12 adalah santriwati program S1 dari berbagai macam fakultas di UIN Walisongo Semarang. Sedangkan dua belas lainnya merupakan santri program beasiswa S2 Ilmu Falak atau dikenal dengan program Pendidikan Kader Ulama (PKU).
Pengasuh Pondok Pesantren Be-Songo, Abah Imam Taufiq mengucapkan selamat dan berpesan kepada santri yang baru saja diwisuda supaya ilmu yang didapatkan dari bangku kuliah dan Pondok Pesantren agar diamalkan. Sehingga tidak hanya berdampak bagi dirinya sendiri tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas di daerah masing-masing.
“Ini bukanlah akhir dari menuntut ilmu, namun awal dari perjuangan memanfaatkan ilmu yang sudah pernah diajarkan. Berusahalah untuk terus mencari ilmu lebih banyak lagi dan jangan sampai tawadukmu hilang karena prestasi dan ilmu yang engkau dapatkan”, tegas beliau.
Susunan acara terakhir adalah mauidhoh khasanah yang disampaikan oleh Bapak Anashom. Beliau mengutip dari sebuah hadis bahwa para ulama adalah para pewaris ajaran dalam Al-Qur’an dan pewaris para Nabi. Maka dari itu, para santri ditekankan agar selalu mengingat dan mengamalkan ajaran para ulama. Tidak hanya itu. Para alumni diharapkan bisa mendirikan dan mengasuh pondok pesantren sendiri dengan mencari seni yang berbeda dari yang lain serta sesuai dengan perkembangan zaman.
Setelah acara Haflah Akhirussanah dan Muwaddah ini ditutup, panitia membacakan para pemenang lomba-lomba yang sukses terlaksana selama beberapa minggu sebelumnya.
(Oleh: Ainal)