Be-songo.or.id – Pondok Pesantren Darul Falah Besongo (Dafa) gelar acara Haflah Tasyakuran wal Muwadda’ah yang merupakan puncak dari Akhirussanah pada Sabtu, (08/08/2020). Acara tersebut diadakan di Perumahan Bank Niaga Blok C12.
Acara diawali dengan penambilan rebana El-Falah yang diikuti oleh seluruh santri Dafa. Selanjutnya acara dibuka oleh MC oleh Ghaida Sophia dan Mafriha Azida. Pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh Lukman Maulan Ibrahim, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathan oleh semua santri.
Pembacaan Tahlil dipimpin oleh Ustadz Miftahul Ulum dan do’a oleh Ustadz Haris Rusdiyanto.
Acara selanjutnya yaitu sambutan oleh ketua panitia, dan perwakilan dari kelas empat yang diwakili oleh Dina Arvi Arina Zulfa.
Dina mengatakan, “Haflah ini bukan sekedar rutinitas setiap tahun, melainkan menjadi momen tersebut sebagai momen yang sakral pamit dan memohon ridho pengasuh dan dewan asatidz.”
Dalam penampilan puisinya Dina juga mengungkapkan banyak terima kasih kepada pengasuh dan asatidz. Dina juga berpesan agar tetap semangat menjalani semua proses ke depan.
“Terus mengaji belajar mutholaah dengan istiqomah karena kesuksesan itu direncanakan.’’ Tegas Dina.
Setelah itu penyerahan plakat, syahadah dan samir kepada kelas empat oleh Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo. Selanjutnya pengumuman dan penyerahan hadiah lomba akhirussanah. Akhir acara yaitu mauidhoh hasanah yang disampaikan oleh KH. Imam Taufiq
Adanya pandemi Covid-19 sudah seharusnya tidak menghalangi berbagai aktivitas, misalnya ngaji dan tasyakuran akhirussanah.
“Ciri pesantren adalah adanya proses keseharian yang berjalan normal dari bangun tidur sampai tidur lagi kegiatan itu penuh dengan amalan-amalan yang luar biasa kalau tidak dilaksanakan itu bukan ciri pondok tapi kos-kosan. Ciri santri itu nganut, tunduk, ngalap barokahe ilmu, ngalap barokahe kiai, jengene santri itu dimana-mana tholabul ilmi.” Ujar Pengasuh Dafa, KH. Imam Taufiq.
Pelaksannaan Acara yang disiapkan dalam waktu 4-5 hari ini sangat berbeda dengan tahun kemarin dari segi konsepnya maupun tempatnya. Perihal konsep yang berubah-ubah semasa pandemi tidak menghalangi kelancaran acara tersebut. Panitia mengatasinya dengan sering melakukan komunikasi sesama panitia, pengasuh, dan kelas empat.
“Kesannya sangat luar biasa karena acara berjalan dengan sukses walaupun dengan konsep yang dirancang dalam waktu singkat kurang lebih 4 hari, hal ini juga berkat kerja keras panitia yang sangat luar biasa dan kerja sama dari santri khususnya.” Ungkap ketua panitia, Qurrotu A’yun Wulandari.
A’yun juga berpesan terkait konsep harus benar-benar matang, komunikasi antar panitia, pengurus dan kelas empat juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran acara tersebut.
Reporter : Sabila Al Haqqi
Editor : Ati Auliyaur Rohmah