
Be-songo.or.id – Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang adakan Haflah Akhirussanahpada Ahad,(06/06/2021). Dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, acara tersebut berlangsung lancar diiringi pelepasan 62 santri kelas akhir angkatan 2017.
Acara tersebut dihadiri oleh Pengasuh Besongo, KH.Imam Taufiq dan keluarga, juga dihadiri Pengasuh Pesantren Al Islah Mangkang yang merupakan Wakil Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah.
Demi mengurangi kerumunan , acara tersebut diadakan di dua tempat yakni di Asrama B9 dan Serambi Masjid Roudhotul Jannah.
Selain dihadiri oleh santri dan pengasuh, kegiatan ini juga dihadiri oleh asatidz dan beberapa warga Perumahan Bank Niaga, salah satunya ketua RT, Nur Ahmadi.
Sebelum acara dibuka, dilakukan Khotmil Qur’an oleh sebagian santri kelas akhir yang nantinya akan diwisuda. Prosesi wisuda dilakukan setelah acara dibuka oleh moderator.
Yang menarik dari Haflah Akhirussanah tahun ini, bertepatan dengan Milad pondok Pesantren Darul Falah Besongo. Maka perayaan milad digabungkan dengan acara haflah Akhirussanah 2021. Pesantren Besongo berdiri sejak tahun 2008. Artinya, tahun ini menjadi tahun ke-13 besongo berdiri. Pemotongan tumpeng oleh pengasuh dan Ketua RT mengesahkan adanya milad tersebut.
Kemudian dalam sambutannya, KH Imam Taufiq sedikit menceritakan kisah dari awal berdirinya Pondok pesantren Darul Falah Besongo. Selain itu beliau juga berpesan kepada para santri yang diwisuda untuk segera melakukan percepatan. “Yang ingin melanjutkan kuliah S2 segera kuliah, yang ingin melanjutkan kerumah mertua, segera lakukan. Harapan saya santri santri mendapat ilmu yang barokah dan manfaat untuk masyarakat”.
Nur Ahmadi juga berpesan santri harus menunjukkan identitasnya dengan meneguhkan keramahan dan khidmah kepada masyarakat.
“Besongo itu khasnya menyapa warga, jadi tunjukkan identitas sebagai santri besongo yang menyapa dan mengenal warga” Tutur Ketua RT tersebut.
Kiai Hadlor menjelaskan bahwa yang terpenting dari seorang santri adalah akhlaknya. Beliau mengutip salah satu hadis yang maksudnya bahwa Nabi Muhammad diutus ke bumi untuk menyempurnakan akhlak.

“Orang pintar tapi tidak memiliki akhlak itu tidak ada gunanya. Allah swt saja memuji Nabi Muhammad karena akhlaknya, bukan karena ilmunya” tutur Wakil Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah tersebut.
Dalam mauidoh hasanah tersebut, Kiai Hadlor juga mengatakan bahwa pesantren memiliki keistimewaan dibandingkan dengan lembaga pendidikan lain. Dalam pandangan kiai hadlor, santri banyak yang menjadi sukses setelah lulus dari pesantren. Menurut beliau hal ini disebabkan keikhlasan santri ketika belajar di pesantren. “Santri itu kalau disuruh melakukan suatu pekerjaan oleh kiainya, langsung tandang. Keikhlasan inilah yang menjadi kunci sukses dimasa depan” tambah Kiai Hadlor.
Selanjutnya Kiai Hadlor membacakan doa penutup. Doa penutup dari Kiai Hadlor menjadi tanda berakhirnya acara.
Reporter : Azkiya Tsany
Disunting oleh : Ati Auliyaur R