Be-songo.or.id

Pascalib 2021 : Fikih Jenazah dalam Pengantar Abu Nashr

Besongo.or.id – Fiqh merupakan ilmu syariat yang berkaitan dengan hukum yang berkaitan dnegan kehidupan, salah satunya jenazah. Pondok Pesantren Darul Falah Besongo adakan kajian mengenai Fiqh Jenazah Jum’at, (5/2/ 2021).

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan  pascalib (Pasca Liburan) yang diikuti oleh santri putra dan putri angkatan 2019. Dikarenakan adanya pandemi Covid 19, kegiatan ini dilaksanakan secara blended learning yaitu memadukan antara pembelajaran tatap muka dan daring. Acara tersebut dimulai pukul 14.30 dan bertempat di asrama B9 (bagi santri yang mengikuti kajian secara tatap muka).

Kajian ini mengusung judul “Pengantar Fiqih Jenazah” sesuai dengan buku yang dipakai yakni karangan Sutomo Abu Nashr. Dalam “Semua yang berkaitan dengan jenazah itu hukumnya fardhu kifayah”, ungkap Ustadz Tajuddin Arafat sebagai pemateri dalam kajian tersebut. 

Beliau menjelaskan secara terperinci mulai dari hukum, tata cara memandikan, mengkafani hingga menguburkan jenazah. Selain itu, dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora ini juga menjelaskan berbagai keutamaan mengurus jenazah, salah satunya keutamaan memandikan jenazah. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa “Barang siapa memandikan mayit dan menyembunyikan keburukan si mayit, maka Allah akan mengampuni dosanya sebanyak 40 kali”. (HR. Hakim)

Proses memandikan jenazah dapat dilakukan dengan cara dipangku ataupun diletakkan dimeja/ kursi yang sifatnya agak longgar. “Ketika meratakan air ke mayit lebih aman menggunakan selang dan memakai sapu tangan” tutur Ustadz Tajuddin.

Selain menyampaikan materi mengenai pengurusan jenazah, Ustadz Tajuddin juga mempraktekan secara langsung tata cara pengkafanan jenazah. Salah satu santri putra menjadi relawan dan berperan menjadi jenazah dalam praktek ini.

Sangat dianjurkan untuk memuliakan dan menghormati mayit. Hal tersebut baik dalam hal menyegerakan pengurusan jenazah maupun dengan menutupi aib jenazah. Rasulullah Saw pun sangat menghormati hal tersebut.

“Rasul sangat menghormati jenazah, seburuk apapun jenazah tersebut.  Rasul pernah memberikan jubah dan mendatangi pemakaman rang munafik hanya karena beliau memuliakan jenazah.” Tutur Ustadz Tajuddin.

Para santri sangat antusias mengikuti kegiatan ini, terbukti pada saat sesi tanya jawab beberapa santri aktif bertanya mengenai materi yang disampaikan. Salah satunya pertanyaan terkait tata cara memandikan jenazah positif Covid yang benar.

 “Mengenai cara memandikan jenazah positif Covid, semua tergantung fatwa medis. Jika fatwa medis menetapkan untuk tidak dimandikan, maka lebih baik jangan dimandikan karena mungkin banyak madharatnya. Namun jika fatwa medis memperbolehkan dimandikan, maka bisa dimandikan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan” Jawab Ustadz Tajuddin.

Beliau telah mempraktekkan terkait sholat dan menguburkan jenazah, sedangkan untuk memandikan serta mengkafani jenazah belum pernah beliau praktekkan secara langsung di masyarakat. Maka dari itu, bisa jadi praktek dilapangan akan lebih rumit dari apa yang telah beliau sampaikan tadi.

Reporter          : Indana Zulfa dan Ardaniya Qurota’ayun

Editor              : Ati Auliyaur Rohmah