Gambar : Ust. Luthfi ketika merangkan materi tentang fiqih aulawiyah, (22/2) di Asrama B 5
Besongo News – Ngaliyan (22/2), serangkaian formula kegiatan pascalib pondok pesantren Besongo tak cukup dengan kajian kemodernan. Namun, konten pengetahuan tentang fiqh aulawiyah menjadi penting untuk dikaji para santri. Puluhan santri kelas akhir mengikuti kajian fiqih aulawiyah (fiqih prioritas) dengan tujuan membangun santri yang dinamis dan luwes dalam berfikir. Penyampaian materi ini dikemas dengan baik oleh ustadz Luthfi Rahman, selaku narasumber pada acara ini.
Lahirnya fiqh aulawiyah atau fiqh prioritas karena amal dan iman mempunyai tingkatan, sehingga muncul adanya prioritas. Tolak ukur fiqih prioritas adalah fiqih muwazzanah atau yang disebut juga dengan fiqh pertimbangan. Konsep muwazzanah berkaitan dengan pertimbangan berkenaan dengan kebutuhan, mashlahah, perkataan ulama’ , serta berkaitan dengan waktu dan tempat seseorang berada. Tolak ukur ini akan menghasilkan pemahaman yang tidak kaku dan dinamis.
Santri sebagai penerus ulama’, semestinya memiliki cara berfikir yang berkiblat pada konsep fiqih aulawiyah yang didalamnya mengandung fiqih muzawwanah. Sebagaimana yang disampaikan oleh ustadz luthfi “ Poin penting dari pembelajaran fiqih aulawiyah yakni, santri harus berfikir dinamis dan ramah. Agama tidak harus leterlek, namun juga harus difahami secara dinamis sesuai dengan tempat dan waktu. “ Ujar Dosen UIN Walisongo.
Nailil Muna, salah satu santri kelas akhir mengatakan bahwa “ Adanya kajian fiqih aulawiyah ini menarik, karena memberikan pandangan baru kepada kami, pemahaman tentang fiqih aulawiyah bagi santri sangat penting.” Tegas santri putri asrama B 9
Diharapkan dengan adanya kajian ini santri mampu mempraktekan fiqih aulawiyah dalam kehidupan individu dan masyaraktnya, sehingga dapat membangun kesalehan personal dan kesalehan sosial melalui kemampuan memahami kebutuhan, kemashlahatan, dan konteks yang dihadapinya. ( Izza/Rz – red)